Kisah Sedih Nenek Miskin, Rawat Tiga Cucu Yatim Piatunya Sendirian di Panyabungan
digtara.com – Miris seorang perempuan lanjut usia (lansia) terpaksa mengambil alih untuk merawat tiga cucunya yang yatim piatu.
Baca Juga:
Nenek bernama Ana Nasution (72), tinggal bersama dengan ketiga cucunya di rumah kecil yang tampak sederhana di Lorong Berut, Kelurahan Logat, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal (Madina)
Nenek Ana menceritakan, setelah kedua orang tua cucunya meninggal dunia, ia harus membanting tulang demi menghidupi tiga cucu yang masih kecil.
“Menantu ibu dari anak anak ini meninggal dunia dua tahun yang lalu. Sebelas bulan setelah itu anak ku ayah dari ke tiga cucuku ini menyusul kemudian menghadap sang ilahi. Bertani hanya itu yang bisa aku lakukan membesarkan ketiga cucu seorang diri,” ujarnya kepada awak media.
Menjadi seorang petani diusia senja seperti nenek Ana tak banyak yang bisa ia lakukan.
Miris pendapatannya yang kecil membuat dirinya tidak mampu memenuhi kebutuhan makan serta kebutuhan perlengkapan sekolah ketiga cucunya.
“Bertani seusia saya berapalah hasil yang bisa didapat. Makan dengan garam serta lauk ikan asin kecil cuma itu yang bisa aku berikan. Kalau pensil dan buku serta keperluan sekolah lainnya tak sepenuhnya bisa saya beli, ” imbuhnya.
Cucunya yang tertua bernams Nasrul Nasution sudah lulus SD tahun ini. Adiknya Fatimah Sari kelas 3 SD sementara si bungsu Mhd Rasyid kelas 1 SD.
Nenek Ana menyebutkan, ia tinggal serumah dengan cucunya sejak menantu atau ibu dari ketiga anak ini meninggal dua tahun lalu.
Lebih lanjut Nenek Ana menceritakan alm ibu dari ketiga cucunya terdaftar sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH). Untuk bantuan uang tunai, dalam kurun setahun ini dua kali pencairan yang ia terima sebesar Rp 400,000,.
“Bantuan uang tunai (PKH) dalam kurun setahun yang sudah kami terima di dua tahap pencarian ini sebesar Rp 400,000 dari pendamping, ” sebutnya.
Sementara bantuan pangan non tunai (BPNT) yang belakangan dicairkan di kantor pos Panyabungan hingga hari ini belum sampai ke tangan mereka.
“Bantuan pangan non tunai (BPNT) berbentuk sembako, terahir kami diarahkan untuk menjemput bantuan tersebut ke kantor pos panyabungan, cucuku sebagai pewaris utama yang terdaftar di kartu keluarga, berangkat menjemputnya kesana, seharian menunggu di kantor pos, dapat kabar dari sana katanya bantuan sudah dialihkan ke kecamatan. sSmentara ditanya di kecamatan tidak ada, bantuan sembako tersebut entah kemana rimbanya, artinya hingga kini bantuan sembako itu belum ada kami terima sampai saat ini, “tutupnya.
Kini sang nenek beserta ketiga cucunya yang menggemaskan ini harus rela bertahan hidup dengan makan seadanya, di rumah kecil sederhana berukuran 3×5 meter berdindingkan kayu berlantai semen,
Rumah kecil warisan almarhum orangtua mereka, menjadi satu satunya saksi bisu suka dan duka perjalanan hidup yang dilalui sang nenek dengan ketiga anak yatim piatu cucu tercintanya.