Korban Gigitan Jadi 620 Orang, Bocah di Kabupaten TTS- NTT Meninggal Dunia karena Rabies

digtara.com – Dua orang anak berusia tujuh tahun suspek rabies yang sebelumnya dirawat di RSUD Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga:

• Seorang Anak di Kabupaten TTS kembali Jadi Korban Serangan Anjing Rabies
• Lagi, Warga TTU NTT Meninggal Akibat Rabies
• Satu Pasien Rabies di Kabupaten TTU-NTT Meninggal Dunia

Korban MS yang dirawat di ruang C menghembuskan napas terakhir pada Rabu (28/6/2023) pukul 01.15 Wita.

Sedangkan korban JAM sempat dirawat di ruang B dan meninggal dunia pada Kamis (29/6/2023) pukul 01.00 Wita.

Kepala Dinas Kesehatan TTS dokter Ria Tahun mengatakan, jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasi-nya, korban JAM diduga mengalami gejala rabies khas stadium satu.

Baca: Bocah Perempuan di Kabupaten TTS Meninggal Dunia Akibat Gigitan Anjing Rabies

“Korban saat masih dirawat sudah mulai menunjukkan gejala khas rabies seperti nyeri telan, tidak mau minum air, takut terhadap angin, tapi masih bisa berkomunikasi dan masih mau makan walaupun sedikit,” jelasnya, Kamis (29/6/2023).

Menurut Ria Tahun, setelah dikremasi jenazah langsung dibawa keluarga ke rumah duka di Nunukniti, Desa Kaeneno, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten TTS untuk dikebumikan.

“Saat ini korban meninggal dunia sudah enam orang, satu orang dewasa dan lima anak-anak,” ungkapnya.

Korban sempat dibawa pulang ke rumah

Keluarga korban JAM sempat hendak membawa pulang untuk dirawat di rumah, karena agresif dan tidak bisa tidur.

Ditambah lagi korban MS yang turun kesadaran di sebelah ruang rawatnya dinyatakan meninggal dunia.

“Keluarga beranggapan bahwa percuma di rumah sakit tapi tidak sembuh dan nanti meninggal seperti pasien MS. Namun kami beri penjelasan keluarga mengerti dan mereka urungkan niat untuk paksa pulang,” kata Ria Tahun.

Hingga Kamis (29/6/2023), jumlah korban gigitan anjing di Kabupaten TTS telah mencapai 620 orang, yang tersebar di 29 kecamatan dan 160 desa. Sedangkan korban meninggal dunia kini berjumlah enam orang, yang didominasi oleh anak-anak.