Puluhan Senpi Disita Satgas Pamtas RI-RDTL
digtara.com - Selama bertugas di perbatasan Indonesia-Timor Leste, satuan Tugas (Satgas) menyita 36 pucuk senjata api (Senpi).
Baca Juga:
Puluhan Senpi ini diakui Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang merupakan milik warga ketika masih berintegrasi dengan Timor Leste.
"Ada 36 senjata api milik warga yang mereka simpan. Namun berkat komunikasi dan pendekatan persuasif dari pasukan kita, sehingga warga punya kesadaran untuk menyerahkan dan akan kita musnahkan di Makorem," ujar Danrem, Rabu (4/10/2023).
Pasukan Satgas juga berhasil menggagalkan penyelundupan sejumlah liter bahan bakar minyak (BBM), sembako serta kendaraan roda dua dan empat yang hendak diselundupkan ke negara Timor Leste.
"Kalau yang sifatnya umum seperti BBM, sembako dan kendaraan itu kita serahkan kepada pihak Bea Cukai untuk menindaklanjutinya," kata Febriel Buyung Sikumbang
Pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL Ditarik
Sebanyak 860 pasukan satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan Indonesia-Timor Leste
ditarik kembali ke satuannya masing-masing.
Mereka terdiri dari Satgas sektor timur dari Yonif 744/Raider Khusus dan Satgas Sektor Barat dari Yonkav 10/Mendagiri.
"Kami melepas dua (Satgas) yakni sektor timur berjumlah 450 pasukan dan sektor barat berjumlah 350 pasukan. Termasuk Satgas bantuan dan Intelijen berjumlah 60 pasukan," kata Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang, usai upacara pelepasan pasukan di Mako Lantamal VII Kupang, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, ratusan pasukan berani mati itu akan naik kapal perang milik TNI AL, untuk kembali ke Mako induk masing-masing.
"Saya selaku Danko Laut mengucapkan banyak terimakasih kepada Satgas perbatasan, yang di mana begitu banyak hal yang sudah mereka lakukan dalam menjaga kedaulatan NKRI," ungkap Febriel Buyung Sikumbang.
Dia meyakini selama bertugas di Satgas masing-masing, para pasukan sudah melakukan pencegahan tindakan ilegal seperti pelintas batas, penyelundupan kendaraan, senjata, bahan bakar minyak (BBM), dan sembako.
"Disamping itu juga, tugas utama mereka itu melakukan kegiatan teritorial dalam rangka memberikan rasa kebanggan kepada masyarakat di perbatasan sehingga menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air," kata Febriel Buyung Sikumbang.
"Kemudian mereka juga melakukan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan seperti keterampilan berkebun, beternak dan kegiatan lainnya. Sehingga terbangun satu komunikasi dan kerjasama yang baik antara Satgas dan masyarakat di perbatasan," sambungnya.
Febriel Buyung Sikumbang mengaku, selama bertugas para pasukan khususnya Satgas Sektor Barat mengalami banyak kendala seperti medan yang cukup menantang, masih ada daerah yang berstatus terisolir. Termasuk sarana komunikasi karena tidak semua tempat di sektor barat terjangkau oleh jaringan telekomunikasi.
"Sehingga itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah untuk bisa menyelesaikan wilayah perbatasan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," terangnya.
Febriel Buyung Sikumbang juga mengatakan, sejumlah persolan itu sudah ada kerjasama komunikasi dengan badan pengelola perbatasan bersama TNI untuk menangani permasalahan tersebut untuk perbaikan infrastruktur dan pos jaga.
"Namun, sejauh ini mereka masih mampu melaksanakan tugas itu dengan baik. Itulah komiteman pasukan kita demi menjaga keutuhan NKRI," tutupnya.