Cerita Pilu Keluarga Mahasiswi Poltekkes Kupang Nekat Bunuh Diri: Walau Gagal Wisuda Namun Tetap Menerima Korban
Desinta menjawab kalau ia masih menunggu kendaraan untuk ke Oesapa.
Baca Juga:
Pukul 09.00 Wita, Desinta mendapatkan telepon lagi dari Lusia menyampaikan bahwa korban belum pulang padahal korban sudah keluar dari pukul 02.00 wita.
"Korban belum pulang. Bilangnya mau pergi make-up tau-taunya sampai sekarang belum pulang juga," ucap Desinta mengulang perkataan Lusia.
Awalnya nomor telepon korban masih aktif, lalu telepon yang kedua kali lagi nomor sudah tidak aktif lagi.
"Beta (saya) sempat telepon adik dari Sumba yang juga wisuda dari jurusan Farmasi hari ini. Saya minta tolong adik cek nama ini nona (korban), jangan sampai dia takut untuk sampaikan dia punya orangtua jadi adik cek diya punya nama itu kira-kira dipanggil atau sonde (tidak). Beta (saya) dapat telepon lagi dari tante Lusia sampaikan kalau Kudu buang diri di Jembatan Liliba," jelas Desinta.
Desinta mengaku sempat menelpon Lusia menanyakan jenazah korban ada di mana.
"Saya telepon lagi Tante Lusia untuk tanya jenazah sudah di mana, dan Tante Lusia sampaikan kalau jenazah sudah ada di RSB Bhayangkara, jadi saya langsung datang ke Bhayangkara," sebut Desinta.
Musibah ini dari keluarga korban menolak untuk melakukan otopsi.
"Kami dari keluarga menolak autopsi dan menerima sebagai musibah," kata Desinta.
AKBP dr Edi Syaputra Hasibuan dari Bid Dokkes Polda NTT juga mengaku kalau keluarga korban menolak dilakukan otopsi.
"Keluarga tolak visum dan otopsi," ujarnya saat dikonfirmasi Selasa malam.
Jenazah korban saat ini disemayamkan di rumah Agnes Hayon, ibu kos di wilayah Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Ibu kos juga merupakan Ketua RT 37/RW 12 Kelurahan Oesapa.