Mantap! Polda NTT Siapkan Robot Antisipasi Bom

Simulasi dilanjutkan pada tahap masa tenang dan penghitungan suara di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS). Insiden terjadi ketika seorang pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencoba memberikan suaranya, memerlukan tindakan cepat dari personel keamanan.
Baca Juga:
Skenario berlanjut ke tahap pengiriman hasil suara ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tahap penetapan pemenang. Situasi memanas ketika massa merampas kotak suara yang diawasi oleh personel pengawalan, namun personel keamanan Polri dan TNI berhasil mengamankannya.
Ketidakpuasan massa dari salah satu pasangan calon mencapai puncak ketika mereka menuduh terjadinya kecurangan sejak tahap pemungutan suara dan merasa terpinggirkan oleh hasil quick count.
Massa memadati area KPU dan menuntut pemilu ulang. Personel Dalmas serta tim K9 berusaha meredakan kerumunan, tetapi ketegangan tetap tinggi.
Situasi semakin memanas ketika massa mulai melakukan tindakan anarkis, termasuk pelemparan benda ke petugas keamanan.
Tim Pengurai Massa (Raimas) terpaksa menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan.
Ketika kerusuhan tak kunjung mereda, tim Brimob turun tangan untuk mengembalikan ketertiban.
Masa yang berhasil dipisahkan terlibat dalam tindakan anarkis di tempat lain, yang mengancam keamanan dan ketertiban umum.
Tim Detasemen 45 Anti Anarki Satbrimob Polda NTT dipanggil untuk menghadapi situasi yang semakin memanas.
Mereka melaksanakan patroli dan tindakan penegakan hukum untuk mengembalikan ketertiban.
Simulasi mencapai puncaknya saat tim Jibom menangani penemuan bahan peledak.

Sejumlah PJU Polda NTT dan Delapan Kapolres Dimutasi

Copot AKBP Fajar, Kapolri tunjuk AKBP Andrey Valentino jadi Kapolres Ngada

Puluhan Sepeda Motor Milik Anggota Polda NTT Terjaring Razia Internal Propam

Komisi III DPR RI Desak Mabes Polri Pecat Kapolres Ngada Non Aktif

Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Pidana, Polda NTT Minta Maaf dan Janji Akan Tegakkan Hukum
