Siswi Korban Pencabulan Wali Kelas di Amarasi Kupang Masih Trauma dan Enggan ke Sekolah
Baca Juga:
Rajin ajak siswa nonton video porno
Selain aksi kekerasan fisik dan dugaan pencabulan, ternyata Joni pun sering mengajak siswa sekolah dasar untuk nonton video porno dari handphone sang guru.
Usai mempertontonkan adegan mesum dalam video, Joni mengancam para muridnya agar tidak memberitahukan kepada siapapun karena jika siswa melaporkan ke orang lain maka siswa ditakuti akan ditangkap polisi.
Atas laporan ini, kepala sekolah pun meminta klarifikasi dari sang guru. Joni malah menjawab kalau yang dilakukan hanyalah sekedar mempertontonkan budaya negara barat.
"Saya juga sudah minta agar hal ini tidak terjadi lagi," ujar kepala sekolah.
Karena banyaknya laporan kekerasan oleh guru kepada siswa dan juga kasus video porno maka sejumlah orang tua siswa sempat ke sekolah mengancam akan memindahkan anak mereka ke sekolah lain.
Para orang tua juga tidak nyaman dengan perlakuan kasar Joni kepada para siswa selama ini.
Joni ditarik ke dinas
Pasca kejadian ini, sejumlah orang tua sempat mendatangi sekolah menuntut agar Joni tidak lagi mengajar di sekolah tersebut karena para siswa trauma dan tidak mau masuk sekolah selagi Joni masih mengajar.
Kepala sekolah berkoordinasi dengan camat Amarasi, Maher Ora sehingga Joni sempat dipindahkan sementara di UPT cabang dinas pendidikan kecamatan Amarasi.
Namun berselang beberapa hari kemudian, Dinas pendidikan Kabupaten Kupang memanggil Joni untuk diperiksa di dinas dan selanjutnya ditarik ke Dinas Pendidikan dalam rangka pembinaan.