Belasan Warga NTT Meninggal Akibat DBD
digtara.com - Hingga November 2023, kasus kematian akibat Demam Berdarah (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 12 kematian dengan 1.995 penderita.
Baca Juga:
Kasus tertinggi kematian akibat DBD di NTT terjadi di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dengan 5 kematian.
Kemudian diikuti Kota Kupang dengan 2 kematian dari 181 penderita.
"Total 12 kematian di NTT dan tertinggi di Sumba Barat Daya yang ada 189 penderita dengan 5 kematian," ungkap Kepala Dinas Kesehatan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat, Senin (4/12/2023).
Kasus kematian akibat DBD juga terjadi di Kabupaten Kupang, Flores Timur, Ende, Sikka, Manggarai, masing-masing dengan 1 kasus kematian.
Jumlah kematian ini terbilang lebih rendah dibandingkan 2022.
Tahun lalu itu ada 29 kasus kematian dari 3.376 penderita DBD.
Pada 2022 pun Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Timur memiliki kematian tertinggi di NTT, masing-masing 5 kasus.
Kemudian diikuti 3 kasus kematian masing-masing di Kabupaten Ngada dan Sikka.
Beberapa daerah di NTT juga mengalami 1 hingga 2 kasus kematian.
Ruth minta agar antisipasi penularan DBD di kabupaten dan kota di NTT sudah dilakukan terlebih memasuki musim hujan Desember hingga Februari nantinya.
Ia menekankan gerakan 3M Plus untuk menangkal DBD yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain itu poin Plus antara lain menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, hingga memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.