Ratusan Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Alami Gangguan Kesehatan, Terbanyak Menderita ISPA
digtara.com - Ribuan warga di dua kecamatan di Kabupaten Flores Timur, NTT masih menempati beberapa lokasi pengungsian pasca erupsi gunung Lewotobi laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Baca Juga:
Hingga Selasa (9/1/2024),belum ditemukan korban Jiwa akibat erupsi gunung Lewotobi. "Korban jiwa nihil," ujar Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita saat dikonfirmasi, Selasa (9/1/2024).
Namun akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki - laki sudah berdampak pada kesehatan para pengungsi.
Sesuai data tim medis di Posko kesehatan di lokasi pengungsian, ratusan pengungsi mengalami gangguan kesehatan.
Ada 677 orang warga mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), Dispepsia 132 orang, Rfa 100 orang, Hipertensi 79 orang, Dermatitis 84 orang, Gastritis 78 orang.
Chepalgia 70 orang, Influenza 70 orang, Myalgia 61 orang, Obs.
Febris 35 orang, Konjungtivitis 20 orang dan diare 18 orang.
"Para pengungsi yang mengalami keluhan kesehatan sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dari team medis yang standby di posko pengungsian," ujar Kapolres.
Total jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki - laki sampai tanggal 9 Januari 2024 sebanyak 4.788 orang terdiri dari laki - laki 2.298 orang dan perempuan 2.490 orang.
Data sementara pengungsi di Posko Kecamatan Wulanggitang pada Selasa 9 Januari 2024 yakni SDK kemiri 217 orang, SMPN 1 Wulanggitang 783 orang, CU. Remaja Hokeng 62 orang dan Koramil Wulanggitang 23 orang.
Di Polsek Wulanggitang 15 orang, Desa Pululera (rumah warga 548 orang, Desa Boru (rumah warga 493 orang, Desa Boru Kedang (rumah warga 292 orang, Desa Hewa (rumah warga 541 orang, Desa Nileknoheng 120 orang dan Desa Waiula 20 orang.
"Total jumlah pengungsi di Posko Kecamatan Wulanggitang sebanyak 3.114 orang," tandas Kapolres.
Pengungsi di Kecamatan Titehena sebanyak 1.536 orang dan berada di Posko desa Konga 1.408 orang, Desa Tuakepa (rumah warga) 44 orang, Desa Ile Gerong (rumah warga) 40 orang, Desa Tenawahang (rumah warga) 4 orang. Desa Watowara (rumah warga) 22 orang dan Desa Leraboleng (rumah warga) 18 orang.
Pengungsi di Kecamatan Demon Pagong, Kecamatan Ile Bura dan Kecamatan Larantuka sebanyak 138 orang.
Sementara itu ada 340 anak yang juga menjadi pengungsi yakni Kecamatan Wulanggitang 190 orang, Kecamatan Titehena 134 orang, Kecamatan Demon Pagong 13 orang, Kecamatan Ile Bura 1 orang dan Kecamatan Larantuka 2 orang.
Sejumlah sarana prasarana yang tersedia di 2 posko pengungsian yakni posko Kantor Camat Wulanggitang dan posko Desa Konga Kecamatan Titehena antara lain tenda, alas tempat tidur/matras, dapur umum, genset, toilet, air bersih berupa tangki air dari Pemda Kabupaten Flores Timur dan tangki air Polres Flores Timur serta tim Medis.
Polres Flores Timur sendiri sudah melakukan langkah - langkah mitigasi seperti pembangunann tenda, pembangunan dapur umum serta membantu evakuasi anak-anak, perempuan dan Lansia ke posko yang aman dari dampak abu vulkanik.
Polisi juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar mematuhi arahan petugas dan tidak melakukan kegiatan di sekitar gunung Lewotobi. "Kami juga menyiapkan bantuan air bersih menggunakan mobil tangki Polres serta membantu jalan yang tertutup abu vulkanik terutama di sekitar area pengungsian dan menyiapkan tim evakuasi dan kendaraan jika status Gunung Lewotobi meningkat statusnya menjadi Level IV (awas) untuk mengevakuasi warga yang terdampak ke kota Larantuka dan sekitarnya," tambah mantan Kapolres Rote Ndao ini.
Polwan Polres Flores Timur juga melakukan kegiatan trauma healing dan konseling kepada para pengungsi di Posko Pengungsi Desa Konga dan Posko Kec. Wulanggitang.
"Juga kami menyiapkan kendaraan untuk evakuasi pengungsi," ujar Kapolres Flores Timur.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki - laki dan pengunjung / wisatawan dihimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki serta sektoral 4 kilometer pada arah barat-laut-utara dan barat daya dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dihimbau pula agar masyarakat tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Diingatkan pula, jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Pemerintah Daerah pun senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat.