Terhalang Banjir, Ibu Hamil dan Balita Sakit Dievakuasi dengan Perahu Karet
digtara.com - Banjir besar melanda kali/sungai Nefopal yang berada di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT.
Baca Juga:
Banjir akibat hujan lebat selama 4 hari ini juga mengganggu aktivitas dan transportasi masyarakat.
Meluapnya air di kali tersebut menyulitkan kendaraan dan masyarakat melintas dari dan ke Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang.
Sejumlah pasien rujukan Puskesmas Sulamu ke rumah sakit yang lebih besar harus dievakuasi menggunakan perahu karet dibantu warga masyarakat untuk menyeberangkan pasien dan tenaga medis.
Rabu (13/3/2024), proses evakuasi dengan perahu karet BPBD Kabupaten Kupang dibantu anggota TNI dan Polri dilakukan terhadap pasien ibu hamil dan seorang balita.
Saat itu, Apriana Mona yang sedang hamil harus dirujuk ke rumah sakit di Kota Kupang. Apriana yang juga warga Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang ini dirujuk dari Puskesmas Sulamu ke rumah sakit Dedari Kupang.
"Kami rujuk pasiennya dari Puskesmas Sulamu ke RS Dedari untuk mendapatkan perawatan dan penanganan medis yang lebih intensif," ujar Kepala Puskesmas Sulamu, Yansry Manafe saat dikonfirmasi, Rabu (13/3/2024).
Puskesmas Sulamu juga merujuk seorang bayi berusia tiga bulan asal Desa Pantulan, Kecamatan Sulamu ke RSUD Naibonat, Kabupaten Kupang. Bayi tersebut mengalami demam dan panas tinggi sehingga harus dirawat intensif sehingga dirujuk ke RSUD Naibonat.
Proses evakuasi terbantu dengan perahu karet dan warga serta aparat keamanan untuk menyeberangkan pasien rujukan.
Sementara tenaga medis pendamping yang mendampingi pasien rujukan dibantu warga berjalan kaki menyeberang kali yang saat itu sedang banjir.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di kali Nefopal Nunkurus sehingga menyulitkan aktivitas warga di 4 kecamatan di kabupaten Kupang yakni Kecamatan Sulamu, Fatuleu Barat, Amfoang Timur dan sebagian Kecamatan Amfoang Selatan.
Kapolsek Sulamu, Ipda Berthoanus L. Apelaby yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan kalau adanya bencana alam di wilayah tersebut.
"Banjir ini menyebabkan aktivitas warga di 4 Kecamatan termasuk kecamatan Sulamu terganggu. Pasien harus diseberangkan dengan bantuan perahu karet oleh tim BPBD dan bantuan warga serta aparat TNI dan Polri," tandasnya saat dikonfirmasi, Rabu (13/3/2024).
Sampai saat ini belum ada jalan alternatif untuk dilewati berhubung kondisi sekitar jembatan terdapat banyak semak belukar dan pohon.
Warga berharap perlu segera dibuatkan jalan alternatif berhubung di wilayah Pariti, Sulamu dan Fatuleu Barat sehingga apabila terjadi bencana dan perlu bantuan maka bantuan segera terdistribusi.