Jumat, 22 November 2024

Hendak Bakar Rumah Pasca Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya, ODGJ di Kabupaten TTS Diamankan Polisi

Imanuel Lodja - Jumat, 24 Mei 2024 10:36 WIB
Hendak Bakar Rumah Pasca Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya, ODGJ di Kabupaten TTS Diamankan Polisi

digtara.com - SAN diamankan anggota Sat Reskrim Polres TTS dipimpin Kasat Reskrim, Iptu Joel Ndolu didampingi Kapolsek Kolbano, Iptu Lucky Febrianto dan anggota pada Kamis (23/5/2024).

Baca Juga:

Ia diamankan oleh pihak kepolisian dan aparat pemerintah desa karena pelaku bersembunyi di rumah bulat belakang rumah.

"Ia bersembunyi di rumah bulat belakang rumah induk dan hendak ingin membakar rumah saat itu," ujar Kapolsek Kolbano, Iptu Lucky Febrianto saat dikonfirmasi pada Jumat (24/5/2024).

Saat ini untuk sementara pelaku masih diamankan di rumahnya oleh Linmas dan keluarga dalam pengawasan Bhabinkamtibmas aparat desa.

Pelaku pun belum bisa dievakuasi ke Rumah sakit Jiwa Naimata Kota Kupang karena pelaku masih dalam keadaan luka-luka di tangan dan kaki.

Pelaku mengalami luka di tangan dam kaki karena terlalu lama diikat dan dipasung oleh keluarga dan warga masyarakat.

"Pihak rumah sakit jiwa tdk bisa menerima pasien dalam keadaan sakit dan luka. Pelaku sempat diikat dengan tali oleh warga dan kaki nya dipasung sehingga ada beberapa luka," tambah Kapolsek.

Tim medis dari Puskesmas setempat juga rutin setiap hari merawat luka yang dialami korban.
Kapolsek juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk sesegera mungkin mengevakuasi pelaku ke RSJ Naimata Kota Kupang.

Namun pihak kepolisian dan tenaga medis terkendala dengan susahnya akses menuju lokasi karena jalan putus akibat hujan terus menerus.

"Tapi kami tetap akan mengevakuasi pelaku sesegera mungkin begitu petugas medis menyatakan luka-luka pelaku telah sembuh dan pihak dinas sosial siap evakuasi," tambahnya.

Saat ini perawatan luka sudah dilakukan secara intensif oleh petugas Puskesmas.

Sementara itu, petugas lapangan dari dinas sosial juga datang untuk menjemput SAN.

SAN alias Apris (26), warga RT 016/RW 008, Dusun IV, Desa Babuin, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT) menganiaya ayah kandungnya hingga terluka dan membunuh kakeknya.

SAN merupakan Orang Diduga Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang merupakan pelaku penganiayaan dan pembunuhan yang menganiaya Godlief Nabuasa (70) ayah kandungnya hingga cedera.

SAN juga menghabisi nyawa Selfius Snae (83), kakek kandungnya pada Jumat, 17 Mei 2024.

Penganiayaan dan pembunuhan ini terjadi karena SAN meminta tembakau makan pada larut malam.

Kapolres TTS, AKBP I Gusti Putu Suka Arsa melalui Kapolsek Kolbano, Iptu Lucky Febrianto Taolin yang dikonfirmasi Jumat (24/5/2024) menguraikan kalau pihaknya menerima telepon dari Kepala Desa Babuin, Nahor Koa terkait kejadian penganiayaan berat.

Korban Godlif Nabuasa (70), warga RT 016/RW 008, Dusun IV, Desa Babuin, Kecamatan Kolbano dianiaya SAN pada Jumat (17/5/2024) sehingga mengalami luka di kepala dan kaki kanan.

Pada Kamis (16/5/2024), Godlief dan pelaku berada di rumah karena pelaku merupakan anak kandung dari Godlief.

Pelaku meminta tembakau Timor kepada Godlief untuk membuat rokok. Sang ayah pun memberikannya.

Sekitar pukul 22.00 wita, pelaku meminta tembakau lagi kepada ayahnya namun sang ayah mengingatkan kalau hari sudah larut malam. selain itu stok tembakau yang dipegang Godlief sudah habis.

Pelaku pun marah dan emosi sehingga ia mencekik leher Godlief serta memiting kepala ayahnya ke arah ketiak bagian kanan pelaku sehingga Godlief pun mengalami sesak nafas.

Pelaku kemudian mengambil batu dan memukul kepala ayahnya dengan batu sebanyak 1 kali. Ia juga menggigit tangan kanan ayahnya. Sang ayah berusaha melepaskan diri dan akhirnya Godlief pun lepas dari cekikan pelaku.

Begitu lepas dari cekikan pelaku, sang ayah pun berusaha melarikan diri namun ia sempat jatuh dan pingsan di depan rumah.

Setelah sadar dari dari pingsan, Godlief pun ke rumah Samuel Snae yang merupakan tetangga nya dan langsung menceritakan kejadian naas yang terjadi.

Ia juga meminta tolong kepada warga untuk menolong korban Selfius Snae (kakek pelaku) karena Selfius sementara seorang diri di rumahnya yang kebetulan bersebelahan dengan rumah Godlief.

Godlief langsung ke Pustu desa Babuin untuk mendapatkan perawatan.

Baru pada Jumat, 17 mei 2024 sekitar pukul 06.30 wita, Godlief datang ke kantor desa Babuin untuk melaporkan kejadian tersebut bahwa ia di aniaya oleh pelaku yang juga anak kandung nya karena penyakit kejiwaan pelaku kambuh.

Tetangga korban dan pelaku, Agustinus Tampani (33) pada malam kejadian sedang berada di rumah Samuel Snae bersama warga untuk ikat jagung hasil panen.

Sekitar pukul 23.30 wita, Godlief datang mengadu kalau ia dianiaya anak kandungnya SAN dan meminta bantuan warga untuk melihat kakek pelaku yang juga berada di rumah saat kejadian dan menjadi sasaran penganiayaan pelaku.

Agustinus dan beberapa warga lainnya langsung pergi ke rumah kakek korban, Selfius Snae.

Setelah tiba di rumah korban, sejumlah warga yang ikut bersamaan tidak berani masuk ke dalam rumah korban karena takut jadi sasaran amukan dari pelaku yang lagi kumat sakit kejiwaan.

Agustinus memutuskan untuk masuk ke dalam rumah korban. Saat itu kondisi rumah dalam keadaan gelap gulita karena sudah larut malam.

Agustinus memanggil nama korban namun korban tidak merespon sehingga Agustinus ke kamar korban dan melihat korban sementara tidur di tempat tidur.

Agustinus mendekati korban sambil memegang kaki korban sambil memanggil nama korban namun korban tidak merespon.

Agustinus mengambil senter untuk melihat kondisi korban. ternyata kepala korban bersimbah darah yang sudah mengering sehingga Agustinus lari ke luar rumah dan memberitahukan kejadian tersebut kepada warga yang ada di luar rumah korban.

Korban Selfius diduga dianiaya pelaku hingga meninggal dunia. Hal ini diperkuat dengan hasil olah TKP oleh anggota Polsek Kolbano dan hasil visum pada jenazah korban.

Pelaku pun diamankan dalam kondisi tangan diikat dan kakinya dipasung menggunakan kayu balok besar.

Pelaku juga diketahui pernah dirawat dan menghuni rumah sakit jiwa Naimata, Kota Kupang beberapa waktu lalu dan baru pulih sehingga dipulangkan ke rumahnya pada akhir tahun 2023 lalu.

Hasil olah TKP bahwa korban Selfius ditemukan meninggal dunia di kamar rumah semi permanen berdinding bebak.

Ia ditemukan di atas tempat tidur beralas tikar. Saat ditemukan, korban sudah mengalami kaku mayat dan diperkirakan meninggal lebih dari 6 jam.

Pada kepala bagian kanan di atas telinga ditemukan luka pecah/remuk, tulang tengkorak kepala bagian kanan pecah dan rahang sebelah kiri mengalami patah.

Pipi bagian kiri berlumuran darah yang sudah mengering.

Visum et repertum juga dilakukan tim medis dari puskesmas Kualin, dr. Bhaktiar Jaya dan drg. Fivi Maya Sari dari Puskesmas Kolbano yang menyatakan kemungkinan besar korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul pada daerah dada dan kepala dan pendarahan masif pada daerah kepala.

Diduga korban Selfius dianiaya pelaku dengan cara pelaku memukul atau menganiaya korban menggunakan alu berulang kali yang mengenai kepala hingga pecah dan bagian rusuk hingga patah kemudian korban langsung meninggal dunia.

"Kemungkinan besar korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul pada daerah dada dan kepala dan pendarahan masif pada daerah kepala," ujar Kapolsek.

Polisi sudah mengamankan barang bukti satu buah alu yang berlumuran darah dan satu buah batu yang berlumuran darah.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Bobol Rumah Warga, Tiga Pria di Manggarai Barat Dibekuk Polisi

Bobol Rumah Warga, Tiga Pria di Manggarai Barat Dibekuk Polisi

Pria Berpakaian Ojol Ditemukan Tewas

Pria Berpakaian Ojol Ditemukan Tewas

Berkas P21, Tersangka Pencabulan dan Penganiayaan Berat pada Siswi SMP di Kabupaten Lembata Dilimpahkan ke JPU

Berkas P21, Tersangka Pencabulan dan Penganiayaan Berat pada Siswi SMP di Kabupaten Lembata Dilimpahkan ke JPU

Anak-Anak Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Pengungsian Konga Diberi Trauma Healing

Anak-Anak Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Pengungsian Konga Diberi Trauma Healing

Keluarga Tolak Autopsi Jenazah Siswa SMK Tewas Diduga Konsumsi Minuman Power F, Polisi Tetap Lakukan Penyelidikan

Keluarga Tolak Autopsi Jenazah Siswa SMK Tewas Diduga Konsumsi Minuman Power F, Polisi Tetap Lakukan Penyelidikan

Siswa SMK di Soe Diduga Meninggal Pasca Konsumsi Minuman Power F

Siswa SMK di Soe Diduga Meninggal Pasca Konsumsi Minuman Power F

Komentar
Berita Terbaru