Beri Pesan Kamtibmas, Kapolsek Wolowaru Minta Umat Gereja Stasi Likanaka Jaga Kamtibmas Jelang Pilkada
digtara.com - Kapolsek Wolowaru, Ipda Ubaldus Maku menjadi Kapolsek pertama yang menginjakan kaki di Kapela Stasi St. Yohakim Detupau, Deaa Likanaka, Kecamatan Wolowaru, Ende.
Baca Juga:
Kunjungan ini sekaligus Minggu Kasih dan memberikan pesan-pesan Kamtibmas kepada umat di Kapela Stasi St. Yohakim Detupau.
Misa dipimpin Pastor Rekan Paroki Hati Amat Kudus Wolowaru Pater Pius Situmorang, SVD dan dihadiri oleh umat Stasi Detupau.
Sementara Kapolsek Wolowaru Ipda Ubaldus Maku didampingi Kanit Binmas Polsek Wolowaru, Aipda Yan Bonbalan.
Ketua Dewan Stasi, Aloysius Woda mengapresiasi kepada Kapolsek Wolowaru karena menjadi Kapolsek pertama semenjak Polsek Wolowaru terbentuk yang mengunjungi Dusun 3 Detupau.
"Kami merasa bangga karena tidak disadari bahwa bisa hadir dan membaur dengan masyarakat," ujarnya.
Dusun 3 Detupau Desa Likanaka sendiri terletak di ketinggian 7.000 kaki dengan medan dan jalan yang terjal.
Akses jalan belum bisa sampai ke Dusun 3 Detupau karena topografi dan medan yang sangat sulit.
Namun kendaraan hanya sampai di separuh jalan, lanjut dengan jalan kaki kira-kira 2,5 kilometer, serta ada 2 titik tanjakan yang sangat sulit dan untuk mencapainya kita harus berhenti tiga etape.
Memasuki perkampungan akan disuguhkan dengan pemandangan yang eksotik, alam yang asri, air pegunungan dan gua Maria namun setelah itu perlu menyusurinya lagi dengan melewati anak tangga yang jumlahnya 167 anak tangga.
Kapolsek menyebutkan kalau Minggu Kasih selain untuk mengikuti misa juga dalam rangka mendekatkan diri dengan umat, dan menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada Umat yang hadir.
Kapolsek meminta dukungan dari seluruh umat untuk menjaga situasi Kamtibmas yang sampai dengan saat ini berjalan aman dan kondusif.
Ia juga menggambarkan gangguan Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Wolowaru selama bulan Januari hingga Juni 2024 terjadi beberapa kejahatan maupun gangguan didominasi oleh kejahatan konvensional seperti penganiayaan, penyerobotan tanah, pencurian dan perkelahian antar pelajar.
Namun ada pula kejadian menonjol seperti KDRT (Kekerasan Seksual, Pencabulan dan Pemerkosaan) serta jejak Pemilu yang lalu gangguannya seperti penutupan jalan oleh Caleg gagal terpilih.