Pasangan Suami Istri Asal Perbatasan Ini Bersyukur dengan Kelulusan Anaknya Menjadi Bintara Polri
Dino mengisahkan bahwa cita - cita awalnya ingin menjadi romo, namun niatan itu tidak melanjutkan ke sekolah seminari. Saat tamat SMP saya memilih untuk melanjutkan sekolah di SMAN 1 Amfoang Timur.
Baca Juga:
"Awal ingin masuk polisi saat duduk di bangku SMA kelas 2. Saat itulah saya mulai cari materi tes melalui internet dan youtube dan selalu belajar sendiri.
Ia mendapat pengumuman penerimaan Polri melalui mimbar gereja Katolik Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli yang diumumkan oleh Kapolsek Amfoang Timur, Jemmy Sigakole.
Dari informasi tersebut, ia melengkapi berkas administrasi dan mendaftar di Polsek Amfoang Timur.
Saat itu, dari polsek Amfoang Timur, ia bersama 23 teman lainya diberangkatkan ke Polres Kupang dan lanjut ke Polda NTT menyisakan 6 orang, namun sayang 5 orang teman gugur dan tinggal Dino sendiri yang lolos.
Dino pun memberi motivasi kepada teman - teman dari perbatasan RI - RDTL yang belum berhasil agar tidak kecewa, tetap semangat belajar dan selalu belajar, karena keberhasilan itu ada pada diri kita sendiri.
"Yakin dan percaya, apapun perjuangannya akan menghasilkan hasil yang baik. Dan jangan lupa selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap perjuangan," kata Dino.
Dino mengungkapan jika dirinya tidak sama sekali dipungut biaya apapun terkecuali mengeluarkan biaya kelengkapan syarat-syarat pendaftaran.
"Saya pastikan, mulai dari tahap awal proses pendaftaran di Polsek Amfoang Timur sampai saat ini murni tidak ada KKN ataupun pungutan dalam proses tersebut. Terlebih, membayar untuk masuk menjadi polisi it sama sekali tidak ada," tandas Dino.