Dorong Pertumbuhan Industri Petrokimia, Pertamina Sumbagut Jual Metanol Rp116 Miliar di Dumai
Baca Juga:
"Langkah dalam ekspansi produk petrokimia, khususnya metanol, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga meningkatkan keandalan pasokan metanol di seluruh wilayah ini," jelasnya.
Anggoro menambahkan penjualan metanol kepada produsen biodiesel adalah bagian dari sinergi dengan industri minyak sawit untuk mendukung ketahanan energi nasional. Seperti diketahui Metanol merupakan bahan utama dalam produksi biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester atau FAME), yang kemudian dicampur dengan solar untuk menghasilkan Biosolar.
"FAME inilah yang kemudian dicampur dengan produk Solar untuk dijadikan produk Biosolar. Saat ini kebijakan pemerintah untuk pemanfaatan biodiesel dalam campuran solar adalah 35% atau biasa kita ketahui sebagai Biosolar 35 (B35)," lanjutnya.
Sementara Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Freddy Anwar menambahkan bahwa PT Pertamina Patra Niaga memiliki visi jangka panjang sebagai solusi energi dan dekarbonisasi melalui transisi energi.
"Kami berkomitmen untuk menjadi pemimpin pasar petrokimia di regional. Penggunaan energi akan semakin beralih ke sumber yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami terus mengembangkan pasar petrokimia sebagai motor penggerak pertumbuhan perusahaan kami," jelasnya, di Medan, Selasa (06/08/2024).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, maka dari itu Pertamina meluncurkan program "Pertamina One Solution", program yang bertujuan untuk memasarkan berbagai produk dan layanan Pertamina secara terpadu.
"Pengiriman metanol ini merupakan contoh nyata dari implementasi layanan Pertamina One Solution. Kami tidak hanya menyuplai BBM, tetapi juga memenuhi kebutuhan produk petrokimia pelanggan," tambah Freddy.