WHDI NTT Peduli Stunting Melalui Workshop dan Pembuatan MPASI bagi Balita
Keluarga, tandasnya mempunyai peranan penting dalam pengasuhan anak dan balita sehingga perempuan perlu diberi pengetahuan yang memadai.
Baca Juga:
Dalam kaitan dengan itu, WHDI NTT mensinergikan gerak secara sistematis untuk ikut berpartisipasi menekan angka stunting di NTT.
Workshop selama sehari digelar untuk meningkatkan kapasitas wanita Hindu dan lembaga lain dalam pencegahan stunting.
Diharapkan melalui kegiatan workshop, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan upaya pencegahan serta mampu membuat nutrisi dan bisa membuat MPASI yang tepat
Kegiatan ini diikuti 70 peserta dari 7 kabupaten yang kasus stuntingnya tinggi yakni Kabupaten TTS, TTU, Rote Ndao, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yakni PHDI, WHDI, Peradah, KMHDI serta ibu hamil dengan kondisi kekurangan gizi kronis dan ibu yang memiliki bayi stunting.
Ketua WHDI, dr Ayu Suswati pada kesempatan tersebut mengakui kalau WHDI terpanggil karena WHDI tidak bisa tutup mata dengan kondisi stunting di NTT.
"WHDI NTT mengambil bagian dalam pencegahan masalah stunting karena masalah stunting harus ditangani secara bersama," ujar dr Ayu.
Sementara Bimas Hindu Kemenag NTT, I Wayan Budiadnya mengatakan bahwa workshop merupakan bagian dari peran serta umat Hindu di NTT untuk menyukseskan program di NTT.
Pihaknya berharap ada kerjasama dan kolaborasi untuk pencegahan stunting. "Mari kita bergerak bersama-sama. Apa yang dilakukan oleh WHDI sangat bermanfaat karena selain teori ada praktek dengan harapan stunting di NTT bisa diturunkan," ujarnya.
Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT, Doris A. Rihi saat membuka kegiatan Workshop mengatakan stunting merupakan tugas, tanggungjawab dan kepedulian semua pihak dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kegiatan penurunan masalah stunting perlu sinergitas dan kolaborasi agar mencapai tujuan yang baik.
Ia mengapresiasi karena WHDI mau bersama pemerintah melakukan gerakan penurunan stunting karena isu stunting sudah jadi target pembangunan nasional.