Jumat, 03 Januari 2025

Dibina ICRAF, Kelompok Ibu Rumah Tangga di Kabupaten TTS Hasilkan Aneka Produk Pangan Lokal

Imanuel Lodja - Selasa, 08 Oktober 2024 17:00 WIB
Dibina ICRAF, Kelompok Ibu Rumah Tangga di Kabupaten TTS Hasilkan Aneka Produk Pangan Lokal
istimewa
Dibina ICRAF, Kelompok Ibu Rumah Tangga di Kabupaten TTS Hasilkan Aneka Produk Pangan Lokal

digtara.com - Ny. Trisnawati, ketua Tim Penggerak PKK Desa Hoi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) perlu pikiran dan tenaga ekstra memberdayakan potensi pertanian yang ada di wilayahnya.

Baca Juga:

Sejak menjadi ketua TP PKK di desa Hoi pasca suaminya John Nome terpilih menjadi kepala desa Hoi, Ny. Trisnawati praktis mencurahkan perhatiannya mendukung penuh program dan kerja sang suami.

Trisnawati pun mengumpulkan beberapa ibu rumah tangga. Mereka memberdayakan aneka tanaman yang ada menjadi produk yang bisa mendatangkan uang.

Ia pun beruntung karena saat bersamaan, ICRAF melakukan pendampingan warga di beberapa desa di Kabupaten TTS termasuk warga di desa Hoi, Kecamatan Oenino.

Agar lebih mudah diingat, Ny Trisnawati pun menamakan kelompoknya dengan nama kelompok HoI atau Hidup Oleh Iman.

Kelompok ini beranggotakan puluhan kaum ibu dan pria. Kelompok dipecah menjadi dua kelompok kecil yakni kelompok petani yang rata-rata beranggotakan kaum pria dan kelompok pengrajin/pengolah beranggotakan ibu rumah tangga.

Dengan pendampingan ICRAF, para ibu rumah tangga dilatih dan diajari berbagai hal mulai dari manajemen waktu, pengelolaan keuangan dan pembuatan produk pangan lokal yang berkualitas dan bergizi tinggi.

Para ibu rumah tangga anggota kelompok dilatih cara pembuatan jenang, dodol pisang, keripik pisang, keripik ubi dan olahan kacang. Mereka juga dilatih cara membuat ramuan jamu dan ramuan bubuk rempah-rempah untuk minuman seduh.

Seluruh hasil pertanian dari desa itu tidak lagi dijual secara mentah ke pasar dengan harga murah tetapi warga langsung mengolah produk tersebut dengan kemasan menarik sehingga bernilai ekonomis tinggi namun masih bisa dijangkau kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah.

Kaum ibu ini pun berkreasi menciptakan produk makanan penambah nafsu makan dan makanan bergizi bagi balita. Hal ini dilakukan guna mencegah stunting sejak dini. Aneka produk ini diramu agar kandungan gizi tetap terjaga dan juga tanpa bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi semua kalangan termasuk ibu hamil dan menyusui.

"Kami ciptakan produk penambah nafsu makan untuk cegah stunting. ada pula serbuk rempah yang kami buat dan tinggal diseduh dengan air panas sehingga menambah stamina dan menjaga kesehatan," ujar Trisnawati di sela-sela kegiatan ekspose Land4Lives NTT mewujudkan bentang lahan lestari untuk masyarakat tangguh iklim yang digelar belum lama ini di Kupang, NTT.

Tanaman singkong dan pisang pun diolah menjadi makanan tahan lama tanpa bahan pengawet dan dikemas secara baik.

Sementara tanaman jahe dan kunyit dijadikan produk jamu dan serbuk untuk minuman.

Ny Trisnawati mengakui kalau kelompok ibu rumah tangga ini dilatih oleh ICRAF untuk pengembangan bisnis petani dan perempuan. Mereka didampingi sejak tahun 2022 lalu dan saat ini sudah banyak menghasilkan produk yang sudah dijual ke luar wilayah kabupaten TTS.

Aneka produk ini malah sudah pernah dikirim ke Surabaya dan Kupang dan mendapat respon yang positif dari pembeli. Setiap produk yang sudah dalam kemasan dijual dengan harga Rp 15.000.

Aneka produk antara lain dodol pisang, keripik pisang gula lontar, keripik ubi Hoi, kacang matpunu dan aneka produk lainnya. "Kami membuat produk ini tanpa bahan pengawet," ujar Trisnawati.

Seluruh bahan baku ditanam sendiri dan dibeli dari warga desa Hoi sehingga warga tidak perlu lagi ke pasar menjual hasil pertaniannya.

Saat stand jualannya dikunjungi Sonya Dewi, Direktur CIFOR-ICRAF Asia, Ny Trisnawati sangat antusias memaparkan kerja-kerjanya selama ini serta hasil yang sudah dicapai. "Kami rajin ikut pameran atau kegiatan untuk memperkenalkan produk kami dan saat ini mulai dikenal karena cita rasanya yang khas tanpa bahan pengawet," ujarnya.

John Nome, Kepala desa Hoi juga mendukung penuh aktivitas kaum ibu di wilayahnya. "Kita sebenarnya memiliki banyak sekali potensi yang belum digali dan diberdayakan di daerah. kami bersyukur dengan kehadiran ICRAF di wilayah kami melakukan pelatihan dan pendampingan sehingga potensi yang ada di wilayah kami bisa kami berdayakan dan memiliki nilai yang sangat menjanjikan," ujarnya.

Ia juga sedang merintis kelompok penenun sehingga bisa menghasilkan tenunan asal desa Hoi.

Kepala desa mengingatkan agar masyarakat tidak saja mengharapkan bantuan pemerintah tetapi harus mandiri. "Pakai dan gali potensi di daerah kita. jangan berharap dengan bantuan pemerintah," tandasnya.

Kedepan, kepala desa masih memikirkan pola pemasaran dan pangsa pasar untuk produk yang dihasilkan kaum ibu dan kelompok masyarakat di desanya. "ICRAF sangat mendukung dan hasilnya sempurna," tambahnya.

Kepala desa pun mengakui kalau banyak tantangan yang dihadapi terutama pola pikir masyarakat padahal di desa nya banyak potensi tapi belum ditangani dengan sempurna.

Ia dan istri kemudian membagi ilmu bersama 26 anggota kelompok dalam mendukung produksi pangan lokal untuk produksi yang lebih besar.

Kepala desa pun mengakomodir potensi dan upaya kelompok di desanya dalam dana desa. Ia kemudian mengimbau warga untuk menanam rempah-rempah dan bahan pangan lokal yang bisa langsung diproduksi di desa Hoi.

ICRAF atau International Forestry Research and World Agroforestry (ICRAF) sebagai salah satu lembaga penelitian internasional yang berfokus pada pengelolaan, perlindungan, dan pengaturan hutan hujan tropis dan cagar alam. ICRAF didirikan pada tahun 1978 dan bermarkas di Nairobi, Kenya.

ICRAF bekerja sama dengan pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, dan perusahaan swasta untuk mengatasi tantangan global seperti deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati, krisis iklim, sistem pangan yang tidak berkelanjutan, rantai pasokan dan nilai, ketidaksetaraan ekstrem.

ICRAF dan Center for International Forestry Research (CIFOR) adalah Pusat Penelitian CGIAR yang secara fungsional digabungkan, tetapi memiliki badan hukum yang terpisah. Kedua lembaga ini bergabung pada tahun 2019.

Di Kabupaten TTS, ada program Land4Lives alias #LahanuntukKehidupan yang sedang dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia di NTT

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Dukung Ketahanan Pangan, Polres Kupang Garap Satu Hektar Lahan Tidur

Dukung Ketahanan Pangan, Polres Kupang Garap Satu Hektar Lahan Tidur

Ditahan Polisi, Sopir Mobil Dinas Kejari TTS Terancam 6 Tahun Penjara

Ditahan Polisi, Sopir Mobil Dinas Kejari TTS Terancam 6 Tahun Penjara

Polisi Periksa Saksi dan Amankan Sopir Mobil Dinas Kejaksaan Negeri TTS

Polisi Periksa Saksi dan Amankan Sopir Mobil Dinas Kejaksaan Negeri TTS

Buruh Bangunan Tersengat Listrik Tegangan Tinggi

Buruh Bangunan Tersengat Listrik Tegangan Tinggi

Ditabrak Mobil Dinas Kejaksaan, Pasutri di TTS Meninggal di TKP

Ditabrak Mobil Dinas Kejaksaan, Pasutri di TTS Meninggal di TKP

Panggang Ayam di Lokasi Tanah Sengketa, Pria di Kabupaten TTS Dikeroyok hingga Tewas

Panggang Ayam di Lokasi Tanah Sengketa, Pria di Kabupaten TTS Dikeroyok hingga Tewas

Komentar
Berita Terbaru