Buntut Kasus Pembakaran Puluhan Rumah di Adonara Barat-Flores Timur, Polisi Amankan 16 Orang Warga
digtara.com - Sedikitnya 16 orang warga diamankan aparat keamanan dari Polres Flores Timur pasca kasus permasalahan tanah adat (ulayat) antara warga desa Bugalima dan Desa Ilepati.
Baca Juga:
Belasan warga yang diamankan rata-rata merupakan pria yang langsung dibawa ke Polres Flores Timur di Larantuka untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita yang dikonfirmasi pada Selasa (22/10/2024) membenarkan hal tersebut.
Diakui kalau pada Senin (21/10/2024), rumah warga Desa Bugalima Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur diserang.
"Terjadi penyerangan berupa pembakaran rumah dan tindak kekerasan terhadap warga desa Bugalima oleh warga Desa Ile Pati, Kecamatan Adonara Barat," ujar Kapolres.
Polisi pun mengamankan 16 warga Desa Ilepati untuk diperiksa dan memberikan keterangan kepada polisi.
16 orang warga yang diamankan terkait kasus pengrusakan dan pembakaran yakni PL (65), AI (58), YO (34), MAT (25), Hi (18), MA (52), GA (58), SI (66), KIR (39). Berikutnya RO (35), YO (23), MI (62), PE (63), FE (30), M (53) dan DO (55).
Polisi juga mengamankan barang bukti yang didapat dari terduga pelaku seperti 10 buah tombak, tiga buah parang, 13 buah busur anak panah, empat buah bom pipa beserta serbuk bom pipa serta satu buah peluru senapan angin.
Polisi hingga saat ini masih mengamankan lokasi kejadian dan menenangkan massa serta menghimbau agar tidak memberikan reaksi balasan.
"Hingga saat ini situasi dan kondisi di wilayah tersebut sudah aman dan terkendali serta kondusif," ujar Kapolres.
Kapolres menegaskan kalau pihaknya bersama pemerintah daerah Kabupaten Flores Timur, Kodim 1624/Larantuka serta instansi terkait berkoordinasi untuk mengambil langkah - langkah melakukan pertemuan dengan masing- masing tokoh masyarakat untuk penyelesaian masalah dan tindak lanjut Pemda Kabupaten Flores Timur terhadap korban yang rumahnya terbakar.
Tim identifikasi dari Polres Flores Timur juga sudah melakukan olah TKP di lokasi kejadian dan mendata jumlah rumah yang dibakar dan korban.
"Penyidik sudah mengamankan dan melakukan pemeriksaan kepada para terduga pelaku penyerangan," ujar Kapolres.
Ia memastikan kalau saat ini situasi Kamtibmas di Desa Ile Pati dan Desa Bugalima terkendali, masih dilakukan penjagaan dan patroli pers gabungan Polri dan TNI.
Penjagaan dilakukan oleh 50 anggota Polres Flores Timur, Brimob Maumere 50 orang dan Polsek Adonara dibantu 50 personil dari Kodim Larantuka.
Pada Senin, 21 Oktober 2024, sekitar pukul 05.30 WITA, insiden pembakaran rumah-rumah warga terjadi di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur.
Aksi ini dipicu oleh konflik berkepanjangan mengenai tanah adat yang sudah berlangsung sejak tahun 1970.
Meskipun pernah dilakukan mediasi oleh Forkopimda Kabupaten Flores Timur pada 1990-an, kesepakatan mengenai batas tanah yang disengketakan belum tercapai.
Terakhir, pada Juli 2024, setelah pengukuran oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), ketidakpuasan masyarakat tetap ada.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita menegaskan pentingnya penyelesaian konflik tanpa kekerasan.
"Kami minta masing-masing tokoh masyarakat menahan diri. Tidak ada permasalahan yang harus diselesaikan dengan kekerasan. Di sini ada pemerintah, Polri, dan TNI yang siap menangani situasi," tegas Kapolres.
Ia menjelaskan bahwa sudah ada kesepakatan dari kedua belah pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan penyerangan lebih lanjut, serta menekankan bahwa pemerintah daerah bersama aparat keamanan siap memfasilitasi penyelesaian masalah.
Kejadian pembakaran tersebut menyebabkan kerugian besar, dengan 51 rumah warga Desa Bugalima dilaporkan terbakar.
Selain itu, empat orang terluka akibat tembakan senapan angin, dan seorang warga, yang menderita stroke, ditemukan meninggal dunia terperangkap di dalam rumahnya yang terbakar.
Kapolres mengambil tindakan cepat dengan mengirimkan tambahan personil dari Polres Flores Timur untuk menjaga keamanan.
"Kapolsek dan Danramil bergabung bersama untuk menyekat agar dua kubu ini tidak langsung bertemu. Kabagops juga saya perintahkan untuk menambah personel, sementara Sekda sudah berada di lapangan sejak pagi," jelasnya.
Tindakan cepat dari pihak keamanan, yang terdiri dari Polri, TNI, dan pemerintah daerah, berhasil meredakan ketegangan.
Bantuan Brimob dari Sikka juga telah dikerahkan untuk mendukung pengamanan.