Warga TTS Heboh dengan Isu Penculikan Anak, Ternyata Ini Yang Terjadi
digtara.com - Warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT sempat dihebohkan dengan isu penculikan anak.
Baca Juga:
Sebuah pesan berantai soal isu penculikan anak beredar di berbagai platform media sosial pada Rabu (23/10/2024).
"Mohon bantuan pada hari Rabu kurang lebih jam 10 pagi ada dua avanza warna hitam dan putih menculik dua anak dari Besipae arah Kolbano, atas nama korban Sengki Boeiliu dan Putra Bunga. Mohon bantuan bagi yang menemukan tolong hubungi melalui no telepon 081222451430," demikian isi pesan tersebut yang dilampirkan dengan foto kedua bocah yang diduga menjadi korban.
Hal ini sempat membuat panik beberapa warga yang banyak memberikan tanggapan.
Warga malah menyarankan agar aparat kepolisian segera bergerak mencari mobil tersebut. Warga meyakini bahwa mereka adalah kalangan pelaku penculikan anak yang harus ditindak tegas.
Kapolres TTS, AKBP Ari Satmoko yang dikonfirmasi Rabu malam membantah informasi tersebut. "Anak nya (korban) ada kok," ujar Kapolres.
Kapolres meluruskan informasi yang beredar luas dan tidak sesuai kenyataan.
Diakui kalau pada Rabu (23/10/2024) sekitar pukul 10.00 wita, kedua korban Shengly Boiliu dan Putra Bunga sedang berada di rumah orang tua mereka di Besipae, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS.
Kedua anak tersebut dijemput oleh Arnold Hendrik, mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang dengan tujuan untuk mencari tahu keberadaan salah satu jenis rumput di hutan Besipae untuk kepentingan penelitian.
Kedua anak tersebut sebelum berangkat bersama Arnold masih meminta ijin ke nenek Tobe yang merupakan nenek dari kedua anak tersebut.
Kebetulan saat itu, orang tua kedua anak tersebut sedang berada di perkumpulan koperasi.
Arnold Hendrik kemudian menemui Alex Sae di Besipae untuk bersama-sama ke lokasi rumput di Binel desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan.
Rabu siang sekitar pukul 13.00 wita, disaat orang tua dari anak-anak tersebut pulang ke rumah, mereka tidak menemui anak-anak tersebut
Tanpa bertanya ke Nenek Tobe, orang tua korban kemudian menghubungi Apolos Selan.
Apolos Selan kemudian membuat berita di media sosial WhatsApp tentang adanya penculikan anak.
Sekitar pukul 13.30 wita, kedua anak tersebut ditemukan bersama dengan Arnold Hendrik dan Alex Sae di bukit jalan menuju dusun Binel sedang mencari rumput untuk penelitian tersebut.
Kemudian kedua anak tersebut bersama orang tua dan mahasiswa tersebut diarahkan ke Polsek Amanuban Selatan karena orang tua anak tersebut sudan melaporkan kejadiannya dan bersedia untuk mengklarifikasi berita tersebut.
"Mereka pergi mencari sejenis rumput untuk dijadikan obyek penelitian oleh anak mahasiswa," ujar Kapolres.
Bukan hanya kedua anak tersebut yang diajak, tetapi ada pula orang tua yang tinggal di daerah tersebut juga ada bersama mereka.