Dimediasi Kapolsek Amarasi, Anak yang Laporkan Ibunya ke Polisi Cabut Laporan dan Memilih Berdamai
digtara.com - Perselisihan antara anak dan ibu kandung yang berujung pada laporan polisi menemui jalan akhir.
Baca Juga:
Martha Kanaf, sang anak yang mempolisikan ibu kandung dan adik kandungnya dengan sangkaan penganiayaan dan pengeroyokan akhirnya mencabut laporan polisi dan memilih berdamai dengan ibu serta adik-adiknya.
Kesepakatan damai ini tercapai setelah Kapolsek Amarasi, Iptu Jemmy Sigakole mempertemukan Martha Kanaf dan ibu kandungnya Sefice Margareta Kanaf-Laisnesi (55), adik kandungnya Orbi Kanaf (33) serta sejumlah kerabat mereka di Polsek Amarasi pada Jumat (25/10/2024).
Suasana alot masih mewarnai pertemuan yang digelar dari pagi hingga siang hari. Awalnya Martha yang datang lebih awal mencurahkan isi hatinya kepada Kapolsek yang baru dua pekan menjabat sebagai Kapolsek Amarasi yang baru.
Martha mengaku memaafkan perbuatan ibu dan adiknya asalkan mereka berdamai melibatkan om, tante dan kerabat ayahnya.
Martha juga mengaku akan mencabut laporan polisi terhadap ibu kandung dan adiknya asalkan ia dibangunkan rumah sederhana pada lahan miliknya yang sudah dibeli dari hasil menjual ternak peliharaannya.
Mediasi sempat dipending beberapa saat menunggu ibu dan adik-adik Martha datang dari RT 11/RW 03, Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang.
Pertemuan di Polsek Amarasi dihadiri pula oleh ketua RT 11 Kelurahan Buraen, Sius Nufninu dan paman mereka Pace Thon, Apolos Baok serta Bhabinkamtibmas Kelurahan Buraen.
Kapolsek pun memberikan kesempatan yang sama kepada Martha, Sefice, Thobias (Adik dari Martha), ketua RT dan paman mereka untuk menyampaikan isi hati mereka masing-masing.
Martha pun mengakui kalau ia sempat didatangi dua adik laki-lakinya pasca mediasi pada awal Oktober 2024 lalu buntu dan tidak membuahkan hasil. Saat itu Martha tetap bersikeras agar persoalan ini tetap melibatkan paman mereka karena ia sudah tiga tahun tinggal menumpang di rumah Pace Thon.
"Saya mau memaafkan mama dan adik saya, asalkan ada om dan tante saya juga. setelah itu kalau mau damai tapi buat perjanjian supaya mereka buatkan saya rumah di tanah milik saya yang saya beli dari hasil saya jual sapi dan babi," ujar Martha.