Polairud Polda NTT Selamatkan Puluhan Kontainer Pasca Kapal Tenggelam

digtara.com - Sebanyak 21 kontainer yang hanyut pasca tenggelamnya kapal MV Kuala Mas akhir pekan lalu berhasil diselamatkan anggota Direktorat Polairud Polda NTT.

Baca Juga:

• Silaturahmi ke Brigif 21/Komodo, Wakapolda NTT Serahkan Tali Asih
• Polairud Polda NTT Koordinasi dengan Pertamina Tangani Tumpahan Minyak dan Oli Pasca Kapal Tenggelam
• Harga Kebutuhan Pokok Jelang Nataru Masih Stabil, Kapolda Akan Terjunkan Satgas Pangan Jika Ada Hambatan

Beberapa konteiner saat ini berada di sekitar wilayah dermaga Direktorat Polairud di Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

"Kami tetap berkoordinasi dengan pihak kapal dan ekspedisi," ujar Direktur Polairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution pada Senin (23/12/2024).

Polisi Polairud juga melakukan patroli hotspot serta penjagaan untuk menghindari beberapa kemungkinan yg tidak diinginkan.

"Kira patroli untuk menghindari penjarahan kontainer dan keberadaan kontainer pada alur pelayaran," tambah Direktur Polairud Polda NTT.

Evakuasi juga sudah dilakukan sejak terjadinya kecelakaan kapal tenggelamnya kapal kargo MV Kuala Mas pada Sabtu, 21 Desember 2024.

"Anggota (Polairud Polda NTT) langsung melakukan evakuasi para crew kapal secara cepat guna menghindari adanya korban. Alhamdulillah puji Tuhan semua (awak kapal) dalam keadaan selamat dan dibawa ke Mako Ditpolairud Polda NTT," tambahnya.

Tindakan lain yang dilakukan juga dengan mengamankan alur pelayaran dari kontener,-kontainer yang hanyut untuk menghindari kecelakaan akibat benturan dengan kontener yang hanyut dan mengapung.

Tercatat ada 21 kontainer yang sudah diamankan ke pinggir.

Dit Polairud juga berkoordinasi dengan KSOP Klas II Kupang dan pihak kapal terkait kemungkinan pencemaran baku mutu air dengan adanya tumpahan BBM dari kapal kargo MV Kuala Mas.

Polisi memberikan permintaan untuk menghadirkan oil boom dalam meminimalisir sebaran BBM tersebut pada wilayah perairan yang sangat dekat dengan budidaya mutiara PT TOM dan wilayah budidaya rumput milik masyarakat lokal.