Pulang dari Sawah, Ibu Rumah Tangga di Rote Ndao Tewas Disambar Petir
digtara.com - Satu lagi warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi korban yang disambar petir. Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Rote Ndao tewas disambar petir saat pulang dari sawah.
Baca Juga:
Korban Sufeni Sulla (68), merupakan warga Dusun Feama, Desa Temas, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao.
Peristiwa Naas ini terjadi pada Sabtu 4 Januari 2025 siang sekitar pukul 13.00 Wita, di lokasi persawahan Polo, Desa Temas, Kecamatan Rote Barat Laut.
Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono yang dikonfirmasi pada Minggu (5/1/2025) membenarkan kejadian ini.
Pada sabtu (4/1/2025) sekitar pukul 09.00 Wita, korban bersama suaminya, Stefanus Sulla berada di lokasi persawahan milik mereka untuk mengolah lahan sawah yang akan ditanami padi.
Pukul 12.30 Wita, korban pamit kepada suaminya untuk pulang lebih awal karena hujan turun semakin deras.
Korban pun pulang sendirian, sementara sang suami masih menyelesaikan pekerjaan di sawah.
Dalam perjalanan pulang Korban masih menawarkan makanan dan kopi kepada warga lain yang juga sedang mengerjakan sawah di sekitar sawah milik korban. Korban pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.
Markus Nassa dan Salmun Nassa termasuk dua orang yang masih ditawari makanan dan minuman oleh korban sebelum korban melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Korban melanjutkan perjalanan. Sekitar 50 meter jarak antara korban dan warga lain, terdengar bunyi guntur disertai petir.
Pasca gemuruh guntur disertai petir, Markus dan Salmun tidak melihat keberadaan korban, sehingga keduanya berjalan mengikuti arah yang dilalui korban.
Markus dan Salmun menemukan korban sudah jatuh tertelungkup di dalam sawah. Mereka sempat mengangkat korban namun sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Kemudian mereka memberitahukan hal tersebut kepada warga yang ada di kompleks persawahan Polo dan juga kepada suami korban (Stefanus Sulla).
Dari keterangan warga yang mengevakuasi korban, saat mengangkat korban terdapat sobekan terbakar pada baju dan kain yang dikenakan korban. Pada tubuh bagian dada dan perut korban juga terdapat luka bakar.
Korban kemudian dibawa ke rumah dan disemayamkan. Pemakaman dilakukan pada Minggu (5/1/2025).
Keluarga juga bersepakat menerima kematian korban sebagai takdir Tuhan dan tidak berkenan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolsek Rote Barat Laut, Ipda IPDA Andri L Pah mengungkapkan pasca kejadian Personel Polsek Rote Barat Laut melakukan pengumpulan bahan keterangan di lapangan dan sesuai kesepakatan keluarga menerima kejadian ini sebagai takdir Tuhan.
Polisi juga terus memberikan himbauan bagi masyarakat untuk tetap waspada saat terjadi hujan disertai guntur dan petir.
Juga menghimbau kepada warga agar selalu berkoordinasi dan membantu menginformasikan kepada Polsek Rote Barat Laut maupun Bhabinkamtibmas apabila terdapat permasalahan yang terjadi di wilayah desa.