Puluhan Warga di Kabupaten TTS Keracunan Usai Konsumsi Daging Sapi

digtara.com - Sebanyak 57 orang warga Desa Fatukoko dan Salbait, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggarq Timur (NTT) keracunan daging sapi.
Baca Juga:
Mereka mengkonsumsi daging sapi yang selama ini sakit pada Senin (3/3/2025) lalu.
Selama satu pekan, puluhan warga ini mengalami keluhan sakit yang sama yakni mual, nyeri perut, sakit kepala, pusing, demam, dan diare berkepanjangan.
Sebagian dari mereka bahkan harus dirawat di Puskesmaw Salbait, Pustu Nik'ana dan Pustu Fatukoko.
Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun tiga orang dirawat di Pustu Fatukoko dan 2 orang di Pustu Nik'ana.
Puluhan warga ini mendapatkan pembagian daging sapi dari Felpina Mambait.
"(Warga keracunan) akibat mengkonsumsi daging sapi di Desa Fatukoko dan Salbait, Kecamatan Mollo Barat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr Ria A. Karolina Tahun dalam keterangannya pada Senin (10/3/2025) malam.
Felpina Mambait sebagai pemilik sapi menitip sapi ke anak laki-lakinya, Melki Batu di RT 08, Desa Salbait.
Sapi ini sudah lama hilang, dan Felpina menyuruh anaknya untuk mencari sapi tersebut.
Saat ditemukan, sapi dalam keadaan sakit yakni terkadang berak bercampur darah.
Melki Batu meminta izin Felpina untuk membunuh sapi tersebut dan meminta ibunya ke Desa Salbait.
Saat Felpina ke sana, sapi sudah disembelih dan dagingnya sudah dibagi. Felpina sendiri tidak mengetahui kondisi sakit sapi tersebut.
Melki Batu mengaku bahwa sapi yang dipotong selama ini sakit yakni berak darah.
Saat dsembelih, bagian isi perut sudah hancur sehingga mereka tidak mengkonsumsi isi perutnya.
Melki Batu bersama kerabatnya menyembelih sapi tersebut dan membagikannya ke keluarga termasuk orang tua dan keluarga lainnya di Desa Fatukoko.
Felpina Mambait membawakan daging sapi pada Senin, 3 Maret 2025 sekitar pukul 20.00 wita dan membagikan ke keluarga yang ada di Nik'ana dan sisanya dibawa ke Fatukoko untuk keluarga yang ada di Desa Fatukoko.
Simoen Oematan (saudara dari Felpina) dan istrinya Silpa Bay bersama anak-anak mengolah daging tersebut dengan beberapa olahan yakni membuat kuah lawar yang berisi daging isi dan beberapa tulang kaki sapi, membuat lawar darah sapi, dan otak dari sapi tersebut dicampur dengan bumbu garam, masako dan vitcin lalu dididihkan bersama kuah yang sementara dimasak.
Simeon sekeluarga bersama Felpina Mambait sama-sama mengkonsumsi olahan tersebut.
Simeon juga membagikan daging sapi yang sisa ke beberapa keluarga disekitarnya. Setiap rumah yang mendapatkan sekitar 1 kilogram daging.
Keesokan harinya, Selasa (4/3/2025) pagi sekitar pukul 06.00 wita, keluarga Simeon mulai mengalami gejala diare, nyeri kepala dan mual.

Periksa Sembilan Saksi, Polda NTT Benarkan Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Dibawah Umur

Curi Handphone, Residivis di Manggarai Barat Kembali Ditangkap Polisi

Puslitbang Polri Teliti Kejahatan Digital di NTT

Kantongi Rekaman CCTV, Polisi Kantongi Identitas Dua Pelaku Pembacokan Pria yang Tewas di Alak

Sejumlah Anak Dibawah Umur Diduga jadi Korban Pencabulan Mantan Kapolres Ngada
