Rabu, 12 Maret 2025

Puluhan Warga di Kabupaten TTS Keracunan Usai Konsumsi Daging Sapi

Imanuel Lodja - Selasa, 11 Maret 2025 08:40 WIB
Puluhan Warga di Kabupaten TTS Keracunan Usai Konsumsi Daging Sapi
net
Ilustrasi.

digtara.com - Sebanyak 57 orang warga Desa Fatukoko dan Salbait, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggarq Timur (NTT) keracunan daging sapi.

Baca Juga:

Mereka mengkonsumsi daging sapi yang selama ini sakit pada Senin (3/3/2025) lalu.

Selama satu pekan, puluhan warga ini mengalami keluhan sakit yang sama yakni mual, nyeri perut, sakit kepala, pusing, demam, dan diare berkepanjangan.

Sebagian dari mereka bahkan harus dirawat di Puskesmaw Salbait, Pustu Nik'ana dan Pustu Fatukoko.

Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun tiga orang dirawat di Pustu Fatukoko dan 2 orang di Pustu Nik'ana.

Puluhan warga ini mendapatkan pembagian daging sapi dari Felpina Mambait.

"(Warga keracunan) akibat mengkonsumsi daging sapi di Desa Fatukoko dan Salbait, Kecamatan Mollo Barat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr Ria A. Karolina Tahun dalam keterangannya pada Senin (10/3/2025) malam.

Felpina Mambait sebagai pemilik sapi menitip sapi ke anak laki-lakinya, Melki Batu di RT 08, Desa Salbait.

Sapi ini sudah lama hilang, dan Felpina menyuruh anaknya untuk mencari sapi tersebut.

Saat ditemukan, sapi dalam keadaan sakit yakni terkadang berak bercampur darah.

Melki Batu meminta izin Felpina untuk membunuh sapi tersebut dan meminta ibunya ke Desa Salbait.

Saat Felpina ke sana, sapi sudah disembelih dan dagingnya sudah dibagi. Felpina sendiri tidak mengetahui kondisi sakit sapi tersebut.

Melki Batu mengaku bahwa sapi yang dipotong selama ini sakit yakni berak darah.

Saat dsembelih, bagian isi perut sudah hancur sehingga mereka tidak mengkonsumsi isi perutnya.

Melki Batu bersama kerabatnya menyembelih sapi tersebut dan membagikannya ke keluarga termasuk orang tua dan keluarga lainnya di Desa Fatukoko.

Felpina Mambait membawakan daging sapi pada Senin, 3 Maret 2025 sekitar pukul 20.00 wita dan membagikan ke keluarga yang ada di Nik'ana dan sisanya dibawa ke Fatukoko untuk keluarga yang ada di Desa Fatukoko.

Simoen Oematan (saudara dari Felpina) dan istrinya Silpa Bay bersama anak-anak mengolah daging tersebut dengan beberapa olahan yakni membuat kuah lawar yang berisi daging isi dan beberapa tulang kaki sapi, membuat lawar darah sapi, dan otak dari sapi tersebut dicampur dengan bumbu garam, masako dan vitcin lalu dididihkan bersama kuah yang sementara dimasak.

Simeon sekeluarga bersama Felpina Mambait sama-sama mengkonsumsi olahan tersebut.

Simeon juga membagikan daging sapi yang sisa ke beberapa keluarga disekitarnya. Setiap rumah yang mendapatkan sekitar 1 kilogram daging.

Keesokan harinya, Selasa (4/3/2025) pagi sekitar pukul 06.00 wita, keluarga Simeon mulai mengalami gejala diare, nyeri kepala dan mual.

Namun mereka tidak memeriksakan diri ke Pustu terdekat tetapi minum obat paramex yang dibeli sendiri di kios terdekat.

Setelah mengetahui, penyebab sakit perut mereka adalah karena daging tersebut, istri Simeon langsung membuang olahan tersebut ke !njing milik mereka.

Sisa Daging lainnya dibawa oleh Felpina Mambait ke rumahnya untuk makanan anjing.

Rabu, 5 Maret 2025, keluarga yang mendapatkan daging di desa Fatukoko semuanya mengalami gejala yang sama, yakni nyeri perut, mencret berulang, sakit kepala dan disertai nyeri perut.

Namun, semuanya tidak memeriksakan diri ke Pustu.

Hingga pada Kamis, 6 Maret 2025 malam sekitar pukul 18.45 wita, Felpina merasa sangat lemas dan diarenya tidak kunjung sembuh sehingga ia berencana ke Pustu untuk memeriksakan diri.

Saat di Pustu, Felpina juga tidak menceritakan kejadian yang menimpa mereka.

Hingga besoknya pada Jumat 7 Maret 2025 baru diketahui oleh petugas surveilans dan tim.

Petugas surveilans dan 2 orang petugas lainnya ke Desa Fatukoko melakukan pemeriksaan di rumah pasien diare yakni Felpina Mambait namun ia sudah tidak berada di rumah karena ke rumah anaknya.

Saat pelacakan, ditemukan ada 5 orang di rumah keluarga Simeon yang mengalami gejala diare yang sama.

Juga ditemukan 2 orang lagi yakni ponakan dari Simeon yg berada di samping rumah yang mengalami gejala yang sama pula.

Setelah ditelusuri dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut maka ditemukanlah penyebab diare pada 8 orang tersebut yakni akibat mengkonsumsi daging sapi .

"Petugas mengetahui ada peningkatan kasus yang bersumber dari daging sapi yang disembelih di Desa Salbait. Maka petugas menghubungi petugaa Pustu Nik'ana Desa Salbait untuk melakukan konfirmasi kasus," ujar Kadis Kesehatan.

Dalam pelacakan kasus tersebut, didapati data sementara bahwa terdapat 29 orang yang mengalami diare akibat konsumsi daging sapi tersebut, terdiri dari 8 orang di Desa Salbait dan 21 orang di Desa Fatukoko.

"Hasil investigasi dan pelayanan kesehatan, total kasus pada kejadian tersebut pada kondisi tanggal 8 Maret 2025 sebanyak 57 kasus," ujarnya.

Dari jumlah kasus tersebut, terbanyak pada usia produktif tersebar di Desa Salbait dan Desa Fatukoko, Kecamatan Mollo Barat.

Sebagian besar penderita mengalami gejala setelah 9-10 jam setelah penderita mengkonsumsi makanan.

Kadis menegaskan, berdasarkan masa inkubasi dugaan sementara penyebab adalah bakteri Clostridium perfringens.

Berdasarkan hal tersebut, di Desa Salbait yang bergejala sebanyak 8 orang dari 29 orang yang mengkonsumsi karena daging yang disembelih langsung diolah untuk dikonsumsi.

Sedangkan di desa Fatukoko dari 28 orang yang mengkonsumsi ada 21 yang bergejala karena daging sudah 8 jam setelah disembelih baru diolah dan dikonsumsi.

"Gejala yang dialami oleh korban berupa nyeri/kram perut, diare, mual, pusing, dan demam " tambah Kadis.

Dengan melihat gejala tersebut maka sangat sesuai dengan gejala penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Perfringers.

"Dari 57 orang mengkonsumsi 29 diantaranya mengalami gejala dengan olahan makanan yang bervariasi," ujarnya.

Semua penderita diberi terapi oleh dokter. Tim Dinkes juga sudah mengambil sampel daging kering yang diambil untuk diperiksa lebih lanjut.

Dugaan sementara penyebab terjadinya keracunan adalah daging sapi yang dibunuh di Desa Salbait yang diduga sementara telah tercemar oleh bakteri Clostridium Perfringers.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Puluhan Sepeda Motor Milik Anggota Polda NTT Terjaring Razia Internal Propam

Puluhan Sepeda Motor Milik Anggota Polda NTT Terjaring Razia Internal Propam

Komisi III DPR RI Desak Mabes Polri Pecat Kapolres Ngada Non Aktif

Komisi III DPR RI Desak Mabes Polri Pecat Kapolres Ngada Non Aktif

Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Pidana, Polda NTT Minta Maaf dan Janji Akan Tegakkan Hukum

Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Pidana, Polda NTT Minta Maaf dan Janji Akan Tegakkan Hukum

Diduga Terlibat Pembunuhan Aprion Boru, Polisi Tangkap Dua Orang Pria

Diduga Terlibat Pembunuhan Aprion Boru, Polisi Tangkap Dua Orang Pria

Periksa Sembilan Saksi, Polda NTT Benarkan Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Dibawah Umur

Periksa Sembilan Saksi, Polda NTT Benarkan Mantan Kapolres Ngada Terlibat Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Dibawah Umur

Curi Handphone, Residivis di Manggarai Barat Kembali Ditangkap Polisi

Curi Handphone, Residivis di Manggarai Barat Kembali Ditangkap Polisi

Komentar
Berita Terbaru