Pengungsi Wamena, Sumut Prioritaskan Pendidikan Anak-Anak
digtara.com | MEDAN – Provinsi Sumatera Utara akan memerioritaskan keberlanjutam pendidikan bagi anak-anak pengungsi kerusuhan Wamena paska pemulangan mereka ke kampung halaman.
Baca Juga:
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, dia telah memutuskan pendidikan anak-anak adalah prioritas yang harus diurus segera bagi para warganya yang mengungsi dari Wamena.
“Saya sudah minta masing-masing pemkab/pemkot untuk memfasilitas pendidikan anak-anak pengungsi,” ungkapnya, Selasa (22/10/2019).
Upaya itu diawali dengan proses pendataan yang detil seluruh anak-anak pengungsi yang akan difasilitasi keberlanjutan pendidikannya. Lalu dilakukakan pengurusan administrasi agar proses pemindahan dapat dilakukan dari sekolah asal di Papua ke sekolah yang baru di Sumut.
Selanjutnya dia meminta masing-masing pemkab/pemkot untuk melakukan pengadaan perlengkapan sekolah mereka seperti seragam, buku, sepatu dan sebagainya. Bila pemkab/pemkot tidak mampu melakukannya, diminta harus segera memberitahukan ke pemprov dan pemprov akan mengambilalih.
Selain memfasilitasi keberlanjutan pendidikan anak-anak, Edy juga mengaku sudah meminta pemkab/pemkot untuk membantu kehidupan keluarga pengungsi setidaknya sampai tiga bulan. Setelah kembali ke kampung halaman, ia yakin para pengungsi masih akan kesulitan mencukupi kebutuhan dasar kehidupannya.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, sebanyak 264 warga Sumut terpaksa mengungsi akibat kerusuhan berdarah di Wamena, Papua, pada 23 September 2019.
Sebanyak 175 orang di antaranya telah dipulangkan ke Sumut, kemarin, setelah menempuh perjalanan selama 10 hari. Mereka menumpang kapal laut dari Jayapura menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Medan dengan menggunakan 8 unit bus.
Dari jumlah itu, sebanyak 166 orang di antaranya adalah warga yang berasal dari 12 kabupaten/kota yang ada di Sumut. Sedangkan 5 orang lagi adalah warga Aceh Tenggara dan 4 orang lainnya warga Riau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan terdapat satu keluarga yang memilih turun di Jakarta karena ibu dari keluarga itu sudah hamil tua, sehingga total yang turun di Jakarta berjumlah 25 orang. Juga ada dua pengungsi memilih turun di Makassar.
Setelah ini tidak ada lagi pemulangan karena 94 pengungsi asal Sumut yang ada di Jayapura memilih kembali ke Wamena setelah suasana kondusif. Mereka pun sudah diterbangkan ke Wamena menggunakan pesawat Hercules.