Musim Kolera Babi, Ini Cara Agar Ternak Tak Tertular
digtara.com | TAPTENG – Sejumlah wilayah di Sumatera Utara kini tengah dihebohkan dengan wabah Hog Cholera atau Kolera Babi. Ribuan ekor babi di Sumut sudah mati akibat serangan virus tersebut.
Baca Juga:
Ironisnya tak sedikit dari babi yang mati, tidak dikuburkan secara benar. Babi yang mati justru di biarkan, atau di buang ke sungai, sehingga penyebaran virus Kolera Babi justru menjadi semakin masiv.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Tengah, Kristian M Sitohang mengatakan, virus Kolera Babi tidak menyebar kepada manusia atau istilah ilimiahnya Zoonosis.
Dengan demikian masyarakat pengkonsumsi daging babi jangan takut untuk makan daging babi karena tidak akan menular kepada manusia.
“Hal ini perlu kami tegaskan, karena ada berita bohong yang menyebut tetang virus Hog Cholera ini. Sehingga menimbulkan rasa takut untuk mengkonsumsi daging babi. Sekali lagi bahwa virus Hog Cholera tidak menular kepada manusia, dia menular hanya kepada sesama ternak babi,†tegasnya.
TIPS AGAR TAK TERTULAR
Agar terhindar dari virus yang belum ada obatnya itu, adalah, dengan rajin membersihkan kandang ternak. Lalu menjaga sanitasi dan biosecurity kandang.
Tidak bebas keluar masuk kandang. Lalu memisahkan ternak babi yang terserang virus. Kemudia jangan membawa makanan ternak dari luar atau sisa olahan makanan.
“Kita sering menemukan peternak babi yang membawa sisa makanan dari pesta, atau dari tempat lain. Agar ternak peliharaannya aman dari virus, jangan diberikan sisa makanan yang dari luar. Selain itu juga, bagi ternak yang sehat agar dilakukan vaksin. Karena babi yang sudah terserang virus Kolera Babi, tidak ada obatnya dan pasti mati. Jadi yang bisa diselamatkan itu adalah, babi yang sehat dengan cara divaksin agar tidak terserang virus,†katanya.
Sedangkan bagi ternak yang mati karena diserang virus lanjutnya, agar dikubur atau dibakar jangan dibuang ke sungai atau ke laut, karena virusnya bisa menyebar dan mematikan ternak babi yang lain.
“Jika ini bisa dilakukan masyarakat peternak babi, maka ternaknya akan aman dari serangan virus. Dan kami sudah sosialisasikan ini kepada masyarakat Tapteng, mengingat Tapteng pernah diserang virus Hog Cholera terbesar di Sumut tahun 1997,†tandasnya.
[AS]