Kamis, 25 April 2024

Hadapi Pandemi Covid-19, Produksi dan Distribusi Pangan Harus Dievaluasi

- Selasa, 19 Mei 2020 12:10 WIB
Hadapi Pandemi Covid-19, Produksi dan Distribusi Pangan Harus Dievaluasi

digtara.com – Menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sudah berlangsung dua bulan, Pemerintah perlu mempersiapkan berbagai hal, termasuk ketahanan pangan yang merupakan salah satu aspek terdampak Covid-19 harus dievaluasi.

Baca Juga:

Koordinator Bidang Pertanian dan Kehutanan Dewan Riset Daerah Provinsi Sumut Basyaruddin mengatakan pemerintah harus memperhatikan berbagai aspek mulai dari produksi pangan hingga distribusinya.

Menurut Basyaruddin, Covid-19 berdampak pada banyak aspek, termasuk pangan. Pemerintah harus menjamin ketersediaan pangan. Dikatakannya, untuk kebutuhan beras saja, Sumut membutuhkan 160 ribu ton per bulan. Jumlah tersebut harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Maka sistem produksi haruslah sangat diperhatikan.

“Jadi di sini saya melihat ini harus dilihat secara sistemik. Ada faktor yang menentukan di sistem produksi sana, misalnya kebutuhan pupuk dalam situasi pandemi ini apakah pupuk itu cukup tersedia,” kata Basyaruddin saat talkshow Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut di Media Center GTPP Covid-19, Gedung Pemprov Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (19/05/2020).

Belum lagi petani yang semangatnya menurun lantaran pandemi. Menurutnya, di situlah peran penyuluh pertanian memberikan semangat. Selain itu, Pemerintah juga perlu memberikan stimulus kepada petani. “Kalau petani tak bekerja, tak makan kita ini,” ucap Basyaruddin.

Proses distribusi, menurutnya, Pemerintah harus memberi perhatian yang lebih agar tidak ada oknum yang menimbun pangan. “Ini salah satu peran pemerintah melalui OPD yang ada. Peran OPD ini sangatlah strategis dan menentukan,” jelas Basyaruddin.

Tidak sampai di situ, masyarakat yang selama ini menjadi konsumen juga perlu diedukasi agar dapat menghemat keperluan pangannya. Masyarakat konsumen yang tinggal di perkotaan juga perlu diedukasi agar dapat berpartisipasi bertani atau berkebun di pekarangan rumahnya masing-masing.

Jika bahan pangan kurang, menurut Basyaruddin, bisa saja mengganti (diversifikasi) bahan makanan dari yang selama ini dikonsumsi masyarakat ke bahan makanan seperti ubi atau jagung. Namun masyarakat juga harus diedukasi terlebih dahulu sebelum melakukan hal tersebut.

“Mengenai diversifikasi pangan, saya pernah mengalami tahun 65 hingga 66 itu makan ubi dengan jagung. Itu perlu latihan juga, misalnya kita di Medan kalau sudah makan pagi sudah sarapan dengan mi instan, tapi kita masih menganggap itu belum makan. Untuk menggeser peranan beras menjadi ubi atau jagung ini perlu juga edukasinya kembali,” tandas Basyaruddin.

[ya]

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru