Turnamen Piala Thomas dan Piala Uber Digeser ke Oktober
digtara.com – Turnamen beregu Piala Thomas dan Piala Uber digeser ke tanggal 3 sampai 11 Oktober mendatang. Hal itu diputuskan setelah Denmark memperpanjang pelarangan acara yang melibatkan banyak orang akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Kedua turnamen itu awalnya direncanakan berlangsung pada Mei di Aarhus, untuk kemudian ditunda selama tiga bulan.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund, seperti dilansir AFP, Rabu (29/4/2020).
“Prioritas utama kami adalah kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan para atlet, staf, sukarelawan, wasit, dan segenap komunitas badminton,” katanya.
BWF sebelumnya telah mendengarkan masukan dari WHO, berbagai ahli kesehatan, otoritas-otoritas lokal, dan pemerintah Denmark.
“Sudah jelas bahwa mengadakan ajang besar seperti putaran final Piala Thomas dan Piala Uber akan sulit,” tambahnya.
Pihak Denmark menyatakan kesedihannya, namun mampu memaklumi keputusan yang harus diambil demi kebaikan semua pihak.
“Bagi kami, merupakan suatu hal yang menyedihkan untuk kembali mengubah tanggal. Bagaimanapun, perhatian utama kami saat ini adalah keselamatan semua yang terlibat dalam masa yang penuh ketidakpastian ini,” kata Ketua Federasi Badminton Denmark Bo Jensen.
Pertama di Luar Asia
Jensen mengungkap, Denmark terus berharap menjadi negara pertama di luar Asia yang menyelenggarakan Piala Thomas dan Piala Uber, “Kami tidak sabar untuk menyambut para penggemar, pemain, sukarelawan, ofisial, dan staf dengan cara seaman mungkin,” tambahnya.
Bulu tangkis telah menskors semua turnamen menyusul All England bulan lalu, dan sejumlah ajang masih dibatalkan atau ditangguhkan karena pandemi yang menghantam seluruh dunia itu.
Sebelumnya, PBSI akan mengikuti apapun keputusan federasi bulu tangkis internasional (BWF) mengenai kelanjutan Piala Thomas dan Uber 2020.
“Kami harus bisa memaklumi apapun keputusan BWF, karena kalau memang harus dilakukan penundaan lagi, semua pasti karena menyesuaikan dengan kondisi di dunia. Keselamatan menjadi yang paling penting saat ini,” kata Achmad Budiharto dalam keterangan pers belum lama ini.
Menyusul Italia, Denmark menjadi negara Eropa kedua yang wilayahnya diisolasi alias lockdown akibat penyebaran virus korona.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, secara resmi mengumumkan akan menutup sejumlah fasilitas publik seperti taman kanak-kanak, sekolah, dan universitas selama dua pekan.