Jumat, 14 Maret 2025

Kerumunan City Walk di Kesawan dan Pesan Sang Mertua

- Sabtu, 01 Mei 2021 17:43 WIB
Kerumunan City Walk di Kesawan dan Pesan Sang Mertua

“Jangan kumpul, jangan kumpul. Pakai maskernya!”

Baca Juga:

digtara.com – Kalimat itu berulang kali terlontar dari mulut satpol PP dan satgas Covid-19 Kota Medan dari balik pengeras suara.

Tapi orang-orang sudah terlanjur berkumpul sejak Kesawan City Walk (KCW) itu dibuka jelang maghrib, pada Sabtu (1/5/2021). “Pesta demokrasi” pecinta kuliner Kota Medan bergulir setiap akhir pekan lewat program The Kitchen of Asia nya sang Wali Kota Muhammad Bobby Afif Nasution.

Program itu sukses dan menggairahkan di tengah lesunya ekonomi karena pandemi. Keren sih, karena gaung sang wali kota sukses mendatangkan ribuan anak milenial, terutama di akhir pekan.

Tapi sukses itu bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Pandemi masih mengancam!

Ekonomi mungkin bergulir bagi sebagian pelaku usaha yang terlibat di KCW, tapi akan jadi citra buruk bila kemudian memunculkan cluster baru.

Yang datang berkerumun umumnya generasi milenial yang haus hiburan. Pengen eksis dengan rasa ingin tahu dan antusiasme yang tinggi. Namun kewaspadaan mereka bisa sangat rendah.

Bila generasi milenial ini sampai terasuki virus Corona, maka penyebarannya bakal lebih cepat daripada orang dewasa yang terkena. Sebab anak-anak muda ini memiliki daya jelajah yang lebih jauh ketimbang orangtuanya.

Prokes Jalan, Tapi…

Lho kok sampai berfikir sejauh itu? Kan protokol kesehatan di Kesawan City Walk sudah diterapkan oleh Pemko Medan dan Satgas?

Tentu saja Prokes sudah dijalankan, bila itu sebatas himbauan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Tapi bagaimana menjalankan Prokes bagi ribuan orang yang hadir di KCW yang luasnya mungkin sekitar 1 hektar itu? Jumlah petugas pengawas tak sebanding dengan populasi di sana. Bagaimana satu petugas bisa mengendalikan gerak-gerik puluhan bahkan ratusan orang?

Bila Anda menyaksikan apa yang terjadi pada Sabtu (1/5/2021), dimana jumlah pengunjung kian tak terbendung, sungguh miris!

Petugas terpaksa membatasi orang-orang memasuki area KCW, sehingga pengunjung membludak di luar area. Bahkan terjadi lonjakan pengunjung sehingga dalam radius 500 meter dari KCW terjadi kemacetan.

Kerumunan lainnya di luar KCW muncul di radius itu. Kawasan Lapangan Merdeka atau Merdeka Walk bahkan tak lagi terawasi. Petugas keteteran bosque!

Petugas yang cuma sanggup memberi peringatan dengan pengeras suara, tak kuasa menahan semangat para anak muda untuk datang dan berkerumun.

Masker
Berkumpul setelah buka bersama di arena KCW

Sedikit catatan, kenapa kebanyakan anak muda yang datang? Ya karena video promosi sang wali kota menjurus kesana.

Kondisi Kerumunan di Stand

Kembali soal kerumunan. Tak ada lagi jaga jarak bagi setiap pelanggan di stand makanan. Orang-orang duduk bebas di lesehan atau dalam satu meja yang ditempati dua hingga enam bahkan delapan orang!

Jarak antara meja atau lesehan satu dengan yang lain jadi terlihat begitu rapat karena membludaknya pengunjung.

Di jalanan, muda-mudi banyak berkerumun, berswafoto ria, hingga nongkrong dan bercanda.

Lalu Satpol PP dan Satgas Covid berkoar-koar di tengah keramaian. Sebuah tingkah yang membingungkan karena cuma ucapan pakai masker saja yang digubris. Soal kerumunan, mereka bisa apa?

Di awal-awal penerapan prokes di Kota Medan, aparat tak segan-segan mengusir pelanggan dari warung. Tapi di KCW, penerapannya ambigu. Membingungkan sekali.

Masker
Petugas menyampaikan Prokes di tengah kerumunan

Gagal Total!

Pada Sabtu petang, sempat ada wacana penutupan sementara kawasan itu. Namun hingga tadi malam, belum ada tanda-tanda bakal ditutup.

Yang ada cuma pembatasan pengunjung dan hasilnya gagal total karena pengunjung yang sudah datang tapi dilarang masuk ke kawasan KCW, malah membludak hingga menimbulkan kerumunan yang lebih luas.

Sudah selayaknya kita menurunkan ego soal KCW ini. Program KCW adalah sesuatu yang patut didukung dan dikembangkan. Tapi untuk saat ini, langkah wali kota terlalu dini. Sebab KCW bukan lagi Kesawan City Walk, tapi berubah menjadi Kerumunan City Walk.

The Kitchen of Asia, sebaiknya menunggu pandemi ini kelar saja. Tunggu program vaksinasi selesai. Kali ini, pak Bobby harus manut pesan sang mertua, Presiden Jokowi saja yang disampaikan beberapa waktu lalu.

“Jangan sampai terlalu mendahulukan ekonomi kemudian tidak memperhatikan penyebaran COVID-19, yang terjadi kenaikan kasus COVID meningkat, ekonominya justru menjadi pertumbuhannya tertekan turun.”

Inggih pak..

Penulis: Hadi Iswanto, Editor

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru