Jumat, 14 Maret 2025

Ketika Corona Tak Menyerah dengan PPKM

- Senin, 02 Agustus 2021 03:30 WIB
Ketika Corona Tak Menyerah dengan PPKM

digtara.com – Banyak kalangan baik buruh maupun pengusaha sudah mengibarkan bendera putih, tanda menyerah dengan pemberlakuan PPKM yang makin ketat. Tapi virus corona atau Covid-19 tak pernah menyerah. Malah terus menjajah dan memporakporandakan perekonomian negeri.

Baca Juga:

Selama PPKM Darurat hinggal level 4, warga harus was-was dengan aturan-aturan yang terus menekan. Sementara di sisi pemerintah, petugas berjibaku melakukan penertiban.

Triliunan anggaran digelontorkan untuk operasional petugas hingga bantuan sosial dalam bentuk cash maupun Sembako.

PPKM Darurat maupun level 4 telah menyiksa semua pihak. Tak cuma rakyat, tapi juga pemerintah.
Sementara hasilnya belum signifikan.

Anggaran program pemulihan ekonomi nasional alias PEN yang diluncurkan pemerintah dinilai tidak efektif dan cenderung mubazir.

Mengutip pernyataan Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini, anggaran PEN belum mengubah apapun dari krisis yang terjadi.

“Pembiayaan PEN dan Covid ini cukup besar, Rp 600-700 triliun, untuk pulihkan ekonomi sekaligus untuk tangani Covid. Tapi sekarang hasilnya malah Covid-nya juara dunia, tidak selesai selesai. Lalu, pertumbuhan ekonominya juga tetap rendah. Ini adalah kegagalan penanganan pandemi,” ungkap Didik dalam webinar, Minggu (1/8/2021).

Bahkan bila tak ingin disebut gagal, maka bisa menukarnya dengan kata-kata belum berhasil.

Faktanya memang demikian. Kasus baru Covid-19 masih tinggi. Dalam data yang dihimpun hingga 01 Agustus 2021, dalam sepekan terakhir, rata-rata 40.000 kasus baru per hari.

Di sisi lain, banyak masyarakat yang mengibarkan bendera putih alias menyerah. Ekonomi tidak jalan, penyakit bertebaran dan rasa nyaman dihilangkan dengan pembatasan-pembatasan.

Memang relaksasi banyak dilakukan selama perpanjangan PPKM Level ini, bahkan beberapa daerah pun mulai turun level dengan beberapa catatan relaksasi. Namun, tetap saja pembatasan yang berlaku membuat usaha makin sulit.

Jutaan buruh sudah ‘dirumahkan’ dan tampaknya tinggal menunggu PHK saja bila situasinya kian memburuk.

Belum lagi pengusaha dan karyawan bisnis kuliner hingga pedagang kaki lima yang tak bisa lagi membiayai usahanya.

Industri pariwisata, perhotelan hingga perbelanjaan modern alias mal yang sudah hancur dihantam pandemi, kian terpuruk akibat kebijakan terkait PPKM.

Lantas apakah kita harus menyalahkan pemerintah yang salah strategi atau menyalahkan warga yang tidak patuh?

Tentu saja tidak sesederhana itu. Dalam situasi sulit ini, sudah bukan saatnya lagi salah menyalahkan seperti ocehan-ocehan para pengamat.

Yang pasti Presiden Jokowi sudah dalam trek untuk berjuang menyelamatkan negeri ini dari pandemi. Hanya saja, langkahnya belum efektif dan hasilnya tidak signifikan.

Pembenahan tak hanya di sektor kebijakan dan aturan saja, namun juga perlu adanya keterbukaan semua pihak. Terbuka dalam hal program, menerima kritik dan siap mundur jika gagal!

Satu Sisi Vaksinasi

Dengan situasi yang belum membaik saat ini, maka program vaksinasi menjadi langkah strategis yang harus terus digencarkan. Momentum dimana warga sudah mulai menyadari pentingnya memperkuat imunitas di tengah merebaknya kasus Covid-19, mesti diperhatankan.

Dulu lokasi vaksinasi sepi, sekarang warga antri dan tenaga kesehatan hingga petugas pendataan kewalahan.

Masalahnya, masuknya vaksin masih belum mencukupi sehingga vaksinasi yang sudah gencar kini mulai melamban.

Kesadaran soal vaksinasi ini menunjukkan kalau warga Indonesia masih memiliki kemauan untuk diarahkan bila dilakukan secara persuasif dan tekad kuat dari pemerintah.

Peran TNI Polri dalam hal ini cukup penting. Wajah pemerintah saat ini ada di tangan TNI Polri. Dan wajah itu tak lagi garang saat ini sehingga warga perlahan-lahan mulai patuh meskipun secara ekonomi mereka masih terjepit.

Serbuan Vaksinasi TNI Polri adalah salah satu prototype keberhasilan pemerintah di tengah kegalauan akan PPKM yang gagal.

Tak cuma soal itu, tepisan hoaks dan langkah-langkah persuasif Polri dalam mengatasinya juga tidak menimbulkan kegaduhan.

Kini, strategi-strategi brilian TNI Polri di tengah situasi perang yang mengancam keselamatan negara sangat dibutuhkan. Kita tak boleh menyerah dengan Corona.

Hidupkan pertahanan semesta yang melibatkan semua elemen masyarakat. Warga harus memiliki kesadaran pribadi untuk keselamatannya sendiri. Abaikan politikus, pengamat hingga pengusaha yang tidak memiliki jiwa negarawan dan nasionalisme.

Negeri ini harus diselamatkan!

Penulis: Hadi Iswanto SHI, editor

Corona Tak Menyerah

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru