Jumat, 14 Maret 2025

Sisi Kemanusiaan dalam Perang (Rusia Vs Ukraina & TNI, Polri Vs KKB)

Arie - Rabu, 02 Maret 2022 05:28 WIB
Sisi Kemanusiaan dalam Perang (Rusia Vs Ukraina & TNI, Polri Vs KKB)

Oleh : Hotmatua Paralihan

Baca Juga:

Rasa Kemanusiaan yang Terpinggirkan

Akhir-akhir ini  masyarakat dunia  selalu disuguhkan tontonan dengan namanya perang,  kata  ini identik dengan membunuh atau dibunuh. Pilihan cuma  satu diantara dua hidup atau mati, tidak ada posisi yang ketiga. Kegelisahan  warga dunia akan semakin bertambah  jika ada terjadi perang  karena  selalu akan berakibat pada rasa kemanusiaan akan ternodai dan  terijak injak.

Melihat perang  membuat hati  akan terenyuh melihat korban yang berjatuhan tak berdaya. Sudah dapat dipastikan  korban utama  atau paling rentan adalah mereka para orangtua, anak anak, dan perempuan.  Wanita selalu menjadi korban kekerasan ; luka, nyawa terancam, siksaan fisik, intimidasi dll. Disamping itu tidak jarang mereka menjadi korban kekejian; dinodai hargadirinya sebagai perempuan  dipaksa melayani nafsu penjahat dan atau tentara.

Melihat kejadian perang terbuka di Ukraina hati nurani kita berbicara dan terusik.  Menyaksikan dari jauh, Rusia  seperti pamer kecanggihan mesin  pembunuh manusiua; motor tank, pesawat tempur, senapan canggih, ranjau, geranat, bom. Bahkan Rusia    telah mempersiapkan  senjata nuklir yang kekuatannya bisa meluluh lanttak satu kabupaten dalam waktu sekejep.  Belum lagi persentaan kimia yang diproduksi khusus membunuh manusia atau lawan perang.

Kadang kita merenung  mengapa manusia memproduksi senjata khusus membunuh menusia.  Tapi umumnya orang akan memiliki dalih  bahwa senjata dibuat untuk mempertahankan  diri dan kelangsungan manusia juga di muka bumi ini. Karena tidak semua manusia baik. Ya, membunuh manusia untuk kelangsungan hidup manusia lainnya merupakan anomali kecerdasan manusia. Bahkan orang pintar  berkata, “negara yang siap peranglah, negara yang siap untuk damai”. Karena dengan  memilik persenjataan yang kuat  bisa menaikkan posisi tawar dalam solusi perdamaian.

Perdebatan ini tidak mungkin di lanjutkan  selain tidak ada habisnya juga semua orang memiliki dasar pikir untuk mensyahkan tindakan perang dan pembunuhan.  Sebagai contoh, Islam pun mengenal namanya seperti Qisas, artinya boleh membunuh manusia dengan   dasar yang kuat termasuk perang.

Fokus tulisan ini hanya menyoroti  sisi kemanusiaan yang terjadi dalam perang terbuka  antara Rusia dan Ukraina. Perang ini melibatkan banyak manusia didalamnya, persenjataan yang banyak  serta canggih.  Ada juga kasus domestik   ikut disoroti  dalam penanganan kekerasan Kelompok  Bersenja (KKB) di Papua oleh TNI/Polri. Penyelesaian kejahatan yang dilakukan oleh KKB,  TNI/Polri  bersifat Soft dan hanya mereka menindak pelaku kekerasan dan kejahatan.  TNI/Polri tidak menyasar kepada masyarakat yang tidak bersalah.

TNI/Polri  dalam penanganan kekerasan yang dilakukakan KKB tetap  sangat profesional dan telah berbuat seuai dengan hukum. KKB dengan taktik geriliya, serang dan lari  (kick and run), maka TNI kelihatannya  menyebar sniper jitu.

Dua “pertempuran” ini akan dilihat dari sisi  kemanusiaan yang mengemuka. Haranpannya  dapat membangun  keyakinan  kapada kita bahwa dalam perang sekalipun tetap   berusaha memperjuangkan penegakan nilai-nilai kemanusiaan. Jangankan dalam kedaan normal,  situasi perangpun  sekalipun  terntara dalam hal ini TNI/Polri masih  tetap berusaha menjunjung tinggi martabat manusia.  Wibawa manusia tidak boleh direndahkan  dengan dalih apapun termasuk dalam keadan perang.

Perang Rusia Vs Ukraina

Peranga Rusia dan Ukraina sudah tidak bisa dielakkan, Pidato Presiden Rusia Vladimir Vutin kamis tgl. 24 Afril 2022 pagi waktu Rusia sebagai tanda perang sudah dimulai. Walaupun beberapa hari sebelumnya Vutin mengatakan tidak akan menyerang Ukraina, kenyataanya perang sudah  tidak bisa dicegah.

Jauh  sebelumnya  para pengamat  telah mengatakan perang akan terjadi. Sebab konsentrasi pasukan darat, udara dan laut dengan jumlah diatas 200 ribuan diperbatasan  Rusia dan Ukraina tidak mungkin dilakukan kalau hanya untuk “gertak sambal”.

Rusia menyerang dari tiga arah ; sebelah Utara dari Kiev, sebelah Timur dari Donetsk, Luhansk  dan sebelah Selatan dari Kharkiv dan dari sebelah Selatan Krimea.  Wilayah Ukraina diserang sepajang siang dan malam, dari udara, darat dan laut.  Pada saat yang sama  Ramzan Kadyrov  presiden Chechnya  menyatakan  siap mengirim pasukan 12 ribu ke Ukraina membantu Rusia tinggal perintah Vutin.   Pengamat mengatakan, perang ini terdahsyat setelah perang dunia ke II.

Tidak berbanding dengan pidato presiden Ukraina, dikutif dari kompas .com.   Seorang penerjemah untuk outlet ke bahasa Jerman. Terdengar menangis saat menerjemahkan pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (27/2/2022).  Yang isinya “Rusia berada di jalan kejahatan. Dunia harus mencabut hak Rusia untuk memilih di Keamanan Dewan PBB.” Penerjemah kemudian melambat dan terisak saat menyampaikan kalimat: “Orang-orang Ukraina, kami tahu persis apa yang kami pertahankan. Kami pasti akan menang.”

Sempat terdiam menahan tangis, interpreter itu hanya terakhir terdengar meminta maaf karena tak mampu menyelesaikan terjemahan pidato Presiden Ukraina.   “Saya seorang juru bahasa konferensi, saya (biasa) menafsirkan forum perdamaian selama 10 jam. Tapi hari ini live di TV Jerman saya tidak bisa menyelesaikan menafsirkan Zelensky, selama kata-kata terakhirnya saya menangis.”

Rusia membawa bom Termobarik, salah satu senjata  yang paling ditakuti dunia.   Senjata ini termasuk  mesin pembunuh manusia yang canggih dan paling mematikan.  Vutin juga sudah memerintahkan  untuk  mempersiapkan senjata nuklir  diterjukan ke zona perang, Ukraina.

Benar saja, sampai hari ini sudah dua ratusan korban sipil meninggal. Jumlah ini belum  termasuk dipihak tentara   kedua belah pihak.  Begitu juga dengan  korban efek perang seperti pengungsi,  anak-anak, orangtua yang  belum terpantau keberadaannya karena sibuk  menyelamatkan diri masing masing.

Namun demikian ditengah belangsungnya  perang yang cukup ganas, masih ada sisi kemanusiaan yang juga terjadi. Saat Tentara Rusia sudah memasuki wilayah Ukraina, salah satu motor tank perang Rusia yang mogok kehabisan minyak. Mereka tertinggal dari pasukan  dan berhenti dipinggir jalan menuju Kiev.

Pada   saat yang sama  seorang pengendara truk bermuatan  lewat melawan arah motor tank yang mogok. Dengan bahasa Rusia si Supir sambil  menghentikan truknya dan bertanya, “kalian tentara Rusia ya, mengapa berhenti !. Kemudian para tentara  yang ada di motor tank menjawab, ya kami tentara  Rusia yang sedang kebahisan minyak.

Sembari menjalankan mobilnya, si supir bersoloro kepada tentara Rusia,  “kalau tanknya mogok, biar  diderek dipulangkan ke Rusia”. Mendengar kalimat itu, semua tentara yang dengar ketawa dan supirnya langsung  pergi.

Ditengah suasana perang mematikan seperti ini,  rupanya  masih ada rasa kemanusiaan yang tersisa bisa di ucapkan. Kita ketahui  tentara tetap berusaha seprofesional mungkin karena  sangat terikat dengan UU perlindungan dalam perang, tidak boleh menembak orang yang tidak memegang senjata dan pakain seragam tentara

Benar semua sudah diatur dalam Konvensi Jenewa tahun 1949, mengenai perlindungan korban perang, terdiri atas beberapa  konvensi pokok yaitu : Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Perang Yang Luka dan Sakit di Medan Pertempuran Darat.  Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Perang Di Laut Yang Luka, Sakit dan Korban Karam. Tentang Perlakuan Terhadap Tawanan Perang.  Perlindungan Orang-orang Sipil di Waktu Perang. Naumun kenyataannya selalu dalam pelaksanaannya masih sangat jauh dari  harapan.

Kejadian yang  yang tidak kalah menyentuh hati  termasuk  kasus tentara Chechnya   yang selalu membekali tentaranya dengan rasa kemanusiaan.  Mereka dikenal dengan menjunjung tinggi nilai humanis dan termasuk taat  beragama. Mereka memarkir tank dihutan belantara saat waktu shalat telah tiba. Mereka selalu mengucapkan salam dan takbir ketika saling menyapa. Aksi mereka yang mengharukan saat tentara Chechnya selamatkan nene-nenek muslim Ukraina yang terjebak ditengah perang kota. Nenek itu kemudian dibantu diselamatkan dengan memasukkanya ke dalam motor tank dan diungsikan.

Zaman ini semua harus menjunjung tinggi kode  etik dan hukum profesi.  Apalagi pekerjaannya  atau profesi  yang menentukan nasib hidup dan matinya orang lain. Profesional  semakin dituntut,  apalagi dengan  adanya lensa hampir disetiap sudut dimana ada manusia.

Masyarakat  dunia selalu siap mengabadikan momen dan kejadian apa yang lakukan dari orang dari setiap sisi dan tempat  dengan kamera hand phone.   Dalam hal ini, jika ada tentara yang salah  prosedur dalam bertindak, tidak sesuai  hukum,   pasti satu saat dia harus  menuai masalah, ada saja saksi yang menutut keadilan segera setelah perang usai dengan bukti yang kuat.

TNI/Polri juga Manusia Vs KKB Papua

Keadaan kekerasan yang dilakukan KKB di Papua juga termasuk kasus domestik yang cukup menyita perhatian pemerintah Indonesia.  Pemerintah sangat serias terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati   tidak lagi  mempermasalahkan  berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh negara.

Banyak korban yang timbul akibat dari tuntutan KKB yang ingin merdeka.  Padahal kekerasan ini hanya  memenuhi nafsu politik tak terkendali dari segelintir dari masyarakat Papua.  Para KKB sering melakukan  kekerasan terutama kepada warga sipil dengan dalih mereka terlibat mata-mata TNI/Polri. KKB  membuat bermacam alasan  sebagai usaha  untuk  mensyahkan perlakuan kekerasan yang mereka  lakukan.

Ratusan manusia yang tak berdosa menjadi korban kejahatan pembunuhan oleh anggota KKB, temasuk  guru, pekerja tambang, pekerja bangunan, tukang ojek dan masyarakat sipil lainnya. Para korban  yang terbunuh tidak memiliki kekuatan apa-apa kecuali menyerah kepada keadaan. Mereka hanya cari makan untuk hidup anak dan keluarga, namun karena rasa kemanusiaan anggota KKB yang telah tumpul membuat para korbannya harus meregang nyawa tanpa ada perlawanan.

TNI/Polri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya  memberikan perlindungan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat diseluruh wilayah hukum Indonesia.  Mereka memiliki landasan hukum dan kode etik yang tegas dan jelas serta terukur.  Semua orang yang membuat kerusuhan dan kerusakan harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. TNI/Polri    sesuai dengan   aturan  yang ada, telah  banyak menindak KKB bahkan menembak mati para pelaku  kekerasan di Papua.

Banyak peritiwa yang menyedihkan dan memilukan yang menyangkut TNI/Polri dalam operasi khusus. Namun  tidak banyak orang tau bahwa mereka benar benar berjuang untuk bangsa dan negara.  Tentu sebagai manusia biasa, kita bisa mengukur bahwa  TNI/Polri juga manusia yang punya keluarga, rasa kekhatiran yang sama dengan manusia pada umumnya.

Ada dua hal yang membuat hati manusia biasa terenyuh dengan kasus yang dialami oleh beberapa anggota TNI/Polri  saat bertugas di Papua. Sesuai dengan peraturan TNI/Polri harus patuh dan tunduk pada atasan. Anggota TNI/Polri harus mengikuti perintah atasan  untuk melaksanakan tugas.   Terkadang   dalam pelaksanaan tugas kans selamat sangat  kecil,  namun demi tugas negara dan  ibu pertiwi harus dilaksanakan.

Belum lagi anak dan istri keluarga harus ditinggalkan untuk waktu yang tidak singkat. Kesedihan mendalam tidak jarang menyelimuti anggota TNI dan keluarganya. Pengalaman unik terjadi seorang anggota TNI  tahun 1996.  Seorang anggota TNI bernama M. Sahri saat istrinya melahirkan anak keduanya di Klinik. Istrinya Titik Prihatin menyuruh suaminya jemput popok di Asrama Linud 501 Madiun.

Saat M. Sahri sampai di Asrama  tiba tiba Sirene berbunyi. M. Sahri  tanpa pertimbangan langsung gabung apel kesiapan dan  ternyata saat itu juga diberangkatkan ke Papua. Selang beberapa jam   sampailah  di dibandara di Papua. M. Sahri langsung menelpon istrinya untuk kasi tau bahwa dia sudah di Papua.  Istrinya langsung menjawab, disuruh ambil popok malah  dah pergi ke Papua.

Kisah pilu lain, satu ketika anggota KKB  melakukan pembunuhan terhadap pekerja  dan anggota TNI. Sebagai anti grilya,   TNI/Polri  menerjunkan sniper-sniper handal.  Untuk menangani  kasus pembunuhan ini, ditunjuk dua sniper terdiri   TNI/Brimob. Sesuai dengan analisis inteligen para anggota KKB diperkirakan  akan melitas disatu tempat yang melewati hutan dan sungai.

Tepat pada pukul  2.00 WIT, malam gelap gulita, dua sniper ini diterjunkan kedalam  hutan belantara Papua. Mereka  tersangkut ranting pohon tinggi  dan besar. Mereka antara tidur dan terjaka sampai pagi  diatas pohon. Setelah matahari terbit mereka  mau turun,  ternyata tali yang  dipersiapkan tidak cukup sampai ketanah. Akhirnya mereka memutuskan memasang tenda cam di atas pohon. Tepat jam tiga sore  cam dari ranting pohon telah siap dan sesuai target operasi  mereka akan menghabiskan waktu selama tiga hari.

Hari pertama  atau malam kedua yang di tunggu sebagai target operasi belum terlihat.  Tepat hari  kedua  kedengaran suara khas KKB  kemudian  terpantau berjumlah delapan orang kombatan (enam orang  memegang senjata laras panajang, dan dua orang  memagang panah). Namun terjadi dilemma  jika  dua ditembak maka  6 tersisa akan mencari sniper, sementara  mereka berdua berada di atas pohon tidak bisa bergerak, berarti posisi dalam keadaan bahaya.

Namun diputuskan dua anggota KKB harus ditembak dan  setelah di shoot dua orang mati ditempat.  Sisanya lari ke hutan dimana sniper TNI bersembunyi. Benar saja tidak berapa lama kemudian suara jalan kaki  didaun kering sudah terdengar jelas.  Hal itu  menandakan mereka sudah sangat dekat dengan pohon yang  menjadi perlindungan  dua sniper.

Dasar memang anggota TNI/Polri yang sangat terlatih, mereka melepas pengikat kepala untuk membungkus  tiga puluh peluru SPR-2 kaliber 12.7 mm, standar Nato dan disusun secara   berlawanan arah sehingga ujung peluru  menghadap keberbagai  penjuru. Setelah itu  bungkusan peluru ini diikat dan diturunkan secara  perlahan   kebawah sekitar 10 m dan tak bersuara.

Kemudian bungkusan pelurunya yang tergantung ini ditembak dari atas pohon maka  terdengarlah suara ledakan yang sangat dahsyat  sehingga menggunacang pohon disekitarnya.  Setelah itu diikuti dengan muntahan peluru dari senapan yang mereka pegang.  Diperkirakan tiga puluh peluru  plus tembakan senapan itu telah menerjang keberbagai arah termasuk  menembus enam sisa  anggota KKB  yang  berda dibawah pohon.

Tepat pada malam ketiga, heli yang mengatar mereka malam sebelumnya berpatroli.  Sejatinya jadwal penjemputan  baru malam berikutnya karena heli hanya sebagai pengintaian.  Namun karena operasi sudah selesai,  para sniper melontarkan kembang api dari atas pohon, dan  15 menit kemudian mereka berdua sudah sampai kedalam heli dengan selamat.

Pengalaman yang mencengangkan juga terjadi pada seorang anggota TNI yang juga bertugas di Papua.  Sebagaiman biasanya anggota TNI selalu mengisi waktunya dengan berolahraga disekitar pos jaga. mereka selalu bergabung dengan anak-anak setempat.  Satu ketika saat main bola volli ada seorang anak yang memperhatikan salah satu anggota TNI,  anggota TNI inipun memandangi anak ini   selanjutnya dia memberikan bombon kesukaan anak- anak di Papua.

Anak ini sudah menganggap bahwa TNI  menjadi keluarga sehingga dia selalu mengantar ubi bakar ke pos jaga dan begitu juga sebaliknya. Singkatnya,  terjadi keakraban yang tidak mencurigakan kedua belah pihak. Menurut pengakuan keluarga dan anak ini ( sebutlah namnya Petrus),  ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan sehingga jarang pulang. Satu saat terjadi peristiwa pembunuhan dilakukan oleh anggota KKB  kepada masyarakat sipil. Perhatian  TNI/Polri  tertuju kepada kelompok yang  selama ini membuat kekacauan didaerah itu.

Untuk menangani kasus ini sniper TNI/Polri  melakukan pengintaian  disuatu tempat yang dicurigai tempat KKB.  Beberapa saat kemudian dari satu pegunungan dikeker dengan  teropong sniper SPR terlihatlah empat anggota KKB,  tiga orang memegang senjata laras panjang dan satu  lagi memegang pistol revolver. Sesuai dengan protap, keberadaan KKB ini  dilaporkan ke posko jaga TNI/Polri untuk ikut menyisir ketempat yang diarahkan sniper.

Setelah  diperhatikan lebih serius dengan kamera  senjata SPR  ternyata yang orang yang memegang pistol  itu adalah ayahnya si-Petrus yang sebelumnya sangat akrab dan selalu datang ke pos jaga TNI. Disaat anggota TNI mau  menembak,  wajah si Petrus, datang.  Dua kali dilakukan penguncian  untuk dibidik dua kali pula terbayang wajah si Petrus. Akhirnya  setiap mau dibidik wajah si Petrus selalu terbayang  dimata TNI,  dalah hati  sniper  mentakan jika nanti ayahnya mati tertembak  kami tidak sanggup melihat kesedihan dan tangisan si Petrus. Maka yang memegang pistol revolver tidak jadi ditembak.

Akhirnya moncong SPR diarahkan kepada  yang memegang senapan laras panjang dan tertembaklah 3 orang. sisanya yang hidup hanya ayahnya si Petrus. Pada saat pemakaman yang   tiga orang, ayah si Petrus juga hadir melayat dan duduk berdampingan dengan anggota sniper TN. Sambil  berbisik anggota TNI berkata ke telinga ayah si Petrus, “sebenarnya yang mau ditembak  adalah orang yang memegang pistol Revover dalam  kelompok yamg meninggal ini. Namun karena kebaikan  anakmu Petrus kami ingat.

Mendengar ucapan itu, ayah si Petrus pucat ketakutan dan tidak berbicara selama setengah jam. Malamnya ayah Petrus datang ke pos jaga sambil menangis  serta menyerahkan pistol Revolver.

Inilah sekelumit kisah sedih dan pilu dalam situasi perang terbuka atau perang griliya. Selalu ada terselip kisah kemanusiaan yang pautu untuk diingat dan pantas untuk  dicontoh. Pastinya, jika terjadi perang kerugian dikedua belah pihak akan berjatuhan. Orang kampunku mengatakan, pertempuran menang jadi arang kalah jadi abu jadi semuanya hangus. Moga perang   terhapus dari dunia ini, namun  jikapun perang tidak terelakkan,  nilai kemanusiaan tetap terjaga dan  dijunjung tinggi.

Waalahu a’lam bissawab.

Penulis: Dosen dan ketua Pengkajian Filsafat Tiongkok /kamanusiaan.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru