Jumat, 22 November 2024

Bangun Pusat Informasi Komodo dengan Modal Uang Kredit Rp 15 Juta

Redaksi - Selasa, 22 Februari 2022 23:40 WIB
Bangun Pusat Informasi Komodo dengan Modal Uang Kredit Rp 15 Juta

digtara.com – Satwa Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebar di sejumlah lokasi.

Baca Juga:

Tidak hanya di kawasan Taman Nasional Komodo, tapi juga menyebar di Pulau Flores, mulai dari Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur hingga Riung, Kabupaten Ngada.

Khusus di wilayah Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, warga menyebut Komodo dengan nama Rugu.

Baca: Asal Muasal Komodo Si Kadal Raksasa Disebut Naga

Semula, Rugu bagi warga setempat dianggap sebagai hama yang merusak lahan perkebunan, sehingga kerap dijerat bahkan dibunuh.

Seiring berjalannya waktu, satwa yang dilindungi itu akhirnya diperlakukan berbeda.

Arsyad (43) salah satu warga Kelurahan Pota, menjadi inisiator gerakan peduli komodo.

Baca: Jenazah Wisatawan yang Meninggal di Pink Beach pulau Komodo Diterbangkan ke Jakarta

Dia bahkan menjadikan rumahnya sendiri, sebagai Pusat Informasi Komodo.

Banyak warga berdatangan ke rumahnya, termasuk anak sekolah dan mahasiswa asal luar NTT mendatangi rumahnya untuk sekadar mengetahui komodo Pota secara detail.

Bentuk rumahnya yang semula sangat sederhana, berdinding bambu berukuran 3X4 meter, kemudian diubah permanen dengan ukuran 7×9 meter.

“Untuk bangun rumah permanen, saya kredit Rp 15 juta di bank. Saya juga dibantu oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dan Yayasan Komodo Survival,” ujar Arsyad, di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, Rabu (23/2/2022).

Arsyad punya alasan membangun rumah permanen. Di antaranya banyak warga yang mendatanginya, sehingga perlu wadah yang representatif untuk menampung.

Baca: Polisi Bantu Padamkan Api di Kawasan Taman Nasional Komodo

Kemudian, menjadi tempat untuk mengedukasi masyarakat dan para siswa tentang komodo.

“Rumah ini saya bangun permanen, untuk memudahkan koordinasi dan pelayanan, karena banyak warga yang sering datang ke rumah saya, termasuk anak-anak sekolah. Mereka menanyakan alasan saya melestarikan komodo ini,” ujar Arsyad.

Bangun Pusat Informasi Komodo dengan Modal Uang Kredit Rp 15 Juta
Bangun Pusat Informasi Komodo dengan Modal Uang Kredit Rp 15 Juta

Dirinya fokus memperhatikan kelestarian komodo di Manggarai Timur sejak tahun 2009 lalu, setelah dia pulang dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Di wilayah ujung barat Pulau Flores itu, Arsyad melihat pariwisata berkembang pesat, karena adanya komodo.

Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Labuan Bajo, meningkat pesat setiap tahunnya.

Sehingga, setelah tiba di kampung halamannya, dia pun mulai mengajak masyarakat setempat untuk peduli dan menjaga komodo di habitatnya.

Bagi dia, komodo di daerahnya bisa menjadi magnet untuk para wisawatan yang ingin melihat komodo yang memiliki bentuk tubuh yang berbeda.

Selain mengajak masyarakat, Arsyad pun berkoordinasi dengan BBKSDA, LSM dan Pemerintah Daerah Manggarai Timur.

Pada tahun 2011, Arsyad bersama enam orang warga lainnya diangkat menjadi tenaga harian lepas di Dinas Pariwisata Manggarai Timur. Dia pun dipercayakan menjadi koordinator.

Selanjutnya, pada tahun 2013, dari BBKSDA dan Pemkab Manggarai Timur menggelar rapat dan bersepakat menentukan bagian utara Kecamatan Sambi Rampas sebagai kawasan ekosistem esensial.

Setelah itu, warga setempat mulai sadar dengan pentingnya keberadaan komodo di Sambi Rampas. Sehingga, sampai saat ini komodo tidak lagi dianggap hama.

Jika ada komodo yang masuk ke permukiman dan kebun milik warga, termasuk kena jeratan, maka warga setempat akan menghubunginya.

Komodo itu akan segera dievakuasi kembali ke habitatnya yang lebih aman. Untuk proses evakuasi, Arsyad selalu berkoordinasi dengan tim dari BBKSDA.

“Yang terakhir, kemarin itu tanggal 13 Februari 2022, ada komodo yang kena jeratan di kebun milik warga. Kemudian saya ditelepon oleh warga, sehingga saya turun langsung lihat komodonya dan kami lepas bersama teman-teman dari BBKSDA,” kata Arsyad.

Dampak dibentuknya tempat mereka sebagai kawasan ekosistem esensial, membuat banyak wisatawan dan juga mahasiswa asal Pulau Jawa yang berkunjung ke daerah mereka.

Dia berharap, kerjasama dengan masyarakat maupun sejumlah pihak lainnya, satwa komodo tetap terjaga dengan baik, sehingga bisa bermanfaat untuk masa depan daerah mereka.

Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud, mengapresiasi Arsyad yang telah membantu menjaga komodo di Kabupaten Manggarai Timur.

Arsyad juga kata Arief, sebagai masyarakat mendukung tugas BBKSDA NTT.

“Kita berterima kasih kepada Pak Arsyad atas kepeduliannya terhadap satwa komodo, sehingga kita berharap ini menjadi contoh bagi masyarakat lainnya di Kabupaten Manggarai Timur, maupun tempat lainnya yang ada komodonya,” tandasnya.

Bangun Pusat Informasi Komodo dengan Modal Uang Kredit Rp 15 Juta

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru