Buntut Pembagian Rastra, Perangkat Desa di Madina Penjarakan Warganya
digtara.com | MADINA – Darwis, warga Desa Sipagapaga, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, ditangkap petugas Polsek Panyabungan atas laporan seorang oknum perangkat desa Sipagapaga.
Baca Juga:
Penangkapan ini merupakan buntut dari pembagian beras sejahtera (rastra) yang berujung pada aksi pengancaman yang diduga dilakukan Darwis.
Peristiwa itu terjadi sekira sebulan yang lalu. Saat itu oknum perangkat desa itu sedang membagikan beras yang menjadi bagian dari program beras sejahtera (rastra) pemerintah.
Mengetahui ada pembagian rastra, Darwis kemudian menyuruh anaknya Nur Aini untuk mendatangi oknum perangkat desa itu guna mengambil jatah rastra mereka.
Namun belakangan Darwis emosi, lantaran sang anak Nur Aini melaporkan jika oknum perangkat desa itu menyerahkan beras rastra kepadanya dengan cara dilemparkan.
Dalam keadaan emosi, Darwis lalu mendatangi oknum perangkat desa itu sambil membawa senjata tajam. Keduanya sempat cekcok, namun berhasil dipisahkan warga yang ramai pada saat itu.
Ternyata insiden itu berlanjut, oknum perangkat desa itu melapor ke Polisi karena merasa terancam. Polisi pun bertindak menangkap Darwis beberapa hari lalu.
Menek, istri dari Darwis mengaku sudah mengajukan permintaan maaf dan perdamaian dengan sang perangkat desa. Namun sang perangkat desa justru meminta uang damai senilai Rp.8 juta. Itu belum termasuk biaya-biaya yang muncul untuk mencabut laporan polisi atas kasus itu.
“Uang sebanyak itu dari mana kami dapat, untuk makan aja kami susah. Kami sudah sudah mencoba menebus perdamaian memberikan uang sebesar Rp.3 juta, itu pun kami dapat dengan menggadaikan rumah kami kepada tetangga. Tapi beliau tidak mau kalau hanya Rp.3 juta,”sebut Menek kepada digtara.com, Jumat (17/5/2019).
Akibat peristiwa ini, sejumlah wartawan yang bertugas di Mandailing Natal, berencana akan melakukan aksi soladeritas penggalangan dana untuk membantu Darwis dan keluarganya. Para jurnalis berharap Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dapat turut membantu proses perdamaian antara warga dan perangkat desa ini.
“Sebagai perangkat desa yang notabene bagian dari pemerintah, harusnya kan melindungi dan mengayomi masyarakat. Kita harap petinggi di daerah ini mau peduli,”sebut Agus, salah seorang inisiator penggalangan dana tersebut.
[AS]