Warga Mengungsi Pasca Tanah Bergeser Akibat Hujan Berkepanjangan
digtara.com – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat dampak tidak langsung dari siklon tropis 98S, mengakibatkan sejumlah daerah melaporkan terjadi gelombang pasang dan pergeseran tanah.
Baca Juga:
Kepala BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo mengatakan, pihaknya hari ini menerima dua laporan dari Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.
Di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat dilaporkan ada pergeseran tanah yang menyebabkan kerusakan satu unit rumah.
Baca: Istri Purnawirawan Polri di Lembata Dapat Bantuan Kursi Roda dari Kapolda dan Ketua Bhayangkari Daerah NTT
“Rumah milik Seprianus Beti terdampak akibat dari pergeseran tanah itu. Tidak ada korban jiwa, semuanya aman dan selamat. Mereka telah mengunsi ke rumah orang tua,” jelasnya, Senin (10/4/2023).
Menurut Ambrosius Kodo, wilayah tersebut memang sudah rentan terhadap pergeseran tanah, sehingga ditambah hujan tiga jam pada Minggu (9/4/2023) tidak berhenti membuat tanah bergeser. Ini merupakan dampak tidak langsung dari siklon tropis 98S.
Selain itu, ada juga laporan yang masuk dari Kota Kupang bahwa di Kampung nelayan, dua unit kapal nelayan tenggelam karena dihantam gelombang tinggi saat berlabuh.
“BPBD Kabupaten Kupang sudah kesana dan sudah mengingatkan warga yang tinggal di sekitar lokasi, untuk selalu waspada. Yang terdampak tanah bergeser itu satu KK dengan jumlah lima jiwa,” jelas Ambrosius Kodo.
Selain Kabupaten Kupang, Kota Kupang juga melaporkan selama beberapa hari hujan deras melanda telah terjadi pohon tumbang dan banjir rob di daerah pinggir pantai dan potensi longsor.
“Untuk di Kelurahan Pasir Panjang ada 8 KK dengan 26 jiwa yang terdampak, sedangkan di Kelurahan Namosain juga demikian, ada beberapa KK yang terdampak langsung. Untuk Kelurahan Oesapa, kami sudah minta agar masyarakat terdampak segera mengungsi ke Masjid Al-Fitrah Oesapa,” tutup Ambrosius Kodo.