Diawali Kebakaran BBM Eceran, Tiga rumah di Sabu Raijua Ludes Terbakar

digtara.com - Kebakaran melanda tiga rumah warga di Dusun I, Desa Nadawawi, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.

Baca Juga:

• Mafia BBM Menjamur di Bilah Hilir Labuhanbatu: Masyarakat Resah, Polisi Diminta Tindak Tegas
• Kantor Polisi di Medan Terbakar, Kapolrestabes Ungkap Kronologi Kejadian
• Peduli Sesama, Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP Jonatan Tarigan Berikan Bantuan Kepada Korban Kebakaran

Kebakaran terjadi pada Senin (29/7/2024) siang.

Rumah yang terbakar merupakan milik Noch Mena Djawa (76).

Diperoleh informasi kalau sekitar pukul 11.30 Wita, Radja Tuka Rohi (58), warga Dusun I, Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua datang ke rumah korban untuk mengambil 20 botol bekas kemasan air mineral ukuran 1,5 liter yang berisikan BBM jenis pertamax.

Botol berisi pertamax ini sudah dimasukan dalam karung plastik warna putih.

Radja Tuka Rohi datang menggunakan sepeda motor suzuki shogun.

Ia pun berpamitan kepada korban dan Sarlota Radja yang merupakan menantu dari Noch.

Radja Tuka Rohi pamit pulang dan menaikan karung plastik warna putih berisi 20 botol BBM jenis pertamax ke atas sepeda motor zuzuki shogun bagian depan.

Pada saat Radja menghidupkan sepeda motor dengan cara menstater menggunakan stater kaki, sepeda motor tersebut tidak hidup.

Radja pun melihat ke arah bawah mesin dan ternyata sudah ada nyala api dan sudah menjalar ke karung berisi BBM.

Radja langsung melompat dan menjauh dari sepeda motor tersebut.

Setelah itu ia ingin kembali untuk mendorong sepeda motor tersebut tapi diteriaki oleh korban untuk menjauh karena nyala api sudah besar dan sepeda motor sudah ikut terbakar.

Api dari karung plastik dan sepeda motor langsung menyambar drum minyak tanah yang mana posisi sepeda motor dengan drum minyak tanah cuma berjarak 1 meter saja.

Dari drum minyak tanah yang terbakar langsung menyambar rumah panggung dan menjalar ke rumah tembok dan rumah daun sehingga ikut terbakar.

Anggota Satuan Reskrim bersama anggota Identifikasi dan anggota SPKT Polres Sabu Raijua yang dipimpin KBO Satreskrim, Marselinus Luangkaly ke lokasi kejadian.

Satu unit sepeda motor zuzuki shogun milik Radja hangus terbakar.

Sarlota Radja (anak kandung korban) juga mengalami kerugian material karena sejumlah barang ikut terbakar.

Barang yang terbakar yakni satu unit sepeda motor yamaha Jupiter MX, uang tunai Rp 45 juta, uang tunai Rp 10 juta (uang kantor suami Sarlota).

Juga ikut terbakar 7 drum berisi minyak tanah, 1 kalung emas 5 gram, 1 kalung emas 2 gram, 1 pasang cincin nikah 5 gram, 1 cincin 2 gram, 2 pasang anting anting anak 2 gram, 2 pasang anting anting 3 gram.

Selain itu sertifikat tanah atas nama Ignatius Tuka Lobo, SK CPNS, Ijasah SD hingga S1, Ijasah SD hingga D3. Akta kelahiran suami, istri dan anak anak.

Selanjutnya 13 lembar kain tenun, selimut adat 6 lembar, pakaian rumah dan pesta.

Buku tabungan bank BRI, buku tabungan bank NTT, barang pecah belah dan barang barang jualan kios.

Sedangkan korban Noch mengalami kerugian karena satu unit sepeda motor honda revo terbakar bagian samping namun masih bisa digunakan.

Ikut terbakar uang tunai Rp 30 juta, SK pensiun, sertifikat tanah, surat pelepasan hak, Ijasah, kulkas, TV, lemari berisi pakaian, tempat tidur, mesin jahit, mesin kompresor dan mesin rontok padi.

"Total kerugian korban yakni bangunan, kendaraan dan lain-lain sejumlah kurang lebih Rp. 250.000.000," ujar Kapolres Sabu Raijua, AKBP Paulus Naatonis melalui Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua, Iptu Deff Wee, Selasa (30/7/2024).

Di lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti satu buah meteran listrik bekas terbakar, satu kantung berisi plastik bekas drum terbakar, satu kantung kabel listrik bekas terbakar dan satu kantung berisi arang kayu dan debu bekas terbakar.

Polisi mengidentifikasi ada 3 rumah yang terbakar. Jarak antar rumah cuma 1 meter.

Bangunan rumah yang terbakar yakni satu unt rumah panggung beratap seng,1 rumah dinding beratap daun lontar dan 1 rumah permanen beratap seng.

"Rumah panggung dihuni oleh Sarlota bersama suami dan anak anak. Rumah permanen dihuni oleh korban," tandasnya.

Sementara rumah daun tidak ada yang menghuni karena cuma digunakan untuk penyimpanan barang barang jualan.