Update Terbaru Erupsi Gunung Lewotobi: Sembilan Warga Meninggal Dunia, Polres Flores Timur Terjun Bantu Korban
digtara.com - Polres Flores Timur, Polda NTT langsung terjun ke lokasi bencana dalam upaya penanganan dan evakuasi korban erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki yang terjadi di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (3/11/2024) tengah malam.
Baca Juga:
Operasi kemanusiaan ini dipimpin Wakapolres Flores Timur, Kompol Teosasar M.M.F Ngulu dengan bantuan personel Polres, Polsek, TNI, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Ada 168 orang yang diterjunkan ke lokasi masing-masing Polres Flores Timur sebanyak 35 orang, anggota Brimob 25 orang, Polsek 25 orang, Kodim 30 orang, Koramil 18 orang, Tagana 20 orang dan 25 orang relawan.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy Senin (4/11/2024) mengkonfirmasi keterlibatan aktif Polres Flores Timur dalam mengevakuasi warga terdampak erupsi dan membersihkan akses jalan di desa-desa yang terkena dampak, termasuk Desa Hokeng Jaya di Kecamatan Wulanggitang.
"Dalam proses evakuasi, tim berfokus untuk memastikan keselamatan warga," ujar Kombes Pol. Ariasandy di Mapolda NTT.
Pasca erupsi hebat yang terjadi pada Minggu malam, status Gunung Lewotobi meningkat dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas), menandakan keadaan yang semakin kritis.
Akibat erupsi, material panas, batu api, dan abu vulkanik terlempar hingga radius enam kilometer, menyebabkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa.
Dari data sementara, erupsi ini telah menelan korban tewas sebanyak sembilan orang terdiri dari enam orang pria dan tiga orang perempuan. Salah satu korban perempuan adalah suster. Ada pula puluhan warga mengalami luka-luka, dan banyak bangunan hangus terbakar.
Warga dari tujuh desa sekitar, yaitu Desa Klatanlo, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, Boru Kedang, Pululera, dan Nawokote, terpaksa mengungsi menuju perbatasan Kabupaten Sikka dan Kecamatan Titehena di Kabupaten Flores Timur.
Sejumlah rumah warga, gedung sekolah, dan bangunan milik Biara Susteran SSPS serta asrama SMA Seminari San Dominggo Hokeng turut menjadi korban dari letusan ini.
Banyak anak seminari yang mengalami luka akibat lontaran material panas. Tidak hanya rumah warga, beberapa bangunan publik mengalami kerusakan akibat terjangan abu vulkanik dan petir yang menyambar.
Menurut laporan petugas, letusan terjadi saat sebagian besar warga masih tertidur, sehingga banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri. Lontaran batu api dan material vulkanik menghujani area sekitar gunung selama lebih dari dua jam.
Hingga Senin pagi (4/11/2024), petugas gabungan masih terus melakukan evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Upaya penyelamatan terus dilakukan oleh Polres Flores Timur, TNI, dan tim Tagana. Personel gabungan masih beroperasi di wilayah yang terdampak parah, termasuk membersihkan akses jalan dan memastikan para pengungsi mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Evakuasi korban dilakukan dengan prioritas pada keselamatan, terutama bagi warga yang mengalami luka parah atau tertimpa reruntuhan bangunan.
"Proses evakuasi akan terus berlanjut untuk memastikan seluruh warga bisa diselamatkan dan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman," tambah Kombes Pol. Ariasandy.
Kehadiran dan kesiapsiagaan Polres Flores Timur serta tim gabungan diharapkan dapat meminimalisasi korban dan membantu warga bangkit dari bencana yang melanda.
Korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Api Lewotobi Laki asal Dusun Goliriang, Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang :
1. Kanisius Laga Lajar
2. Agustina Luo Luon
3. Andreas Baha Lajar
4. Paskalis Yohanes Goe lajar
5. Theresia Toja
6. Yohanes Baha Buto Lajar.
7. Yosefina Kedang.
8. Sr. Nicolin Pajo,SSpS.
9. Yohanes Within