Dairi Diserang Hog Cholera, Lebih Dari 1.000 Ekor Babi Mati Mendadak
digtara.com | DAIRI – Sebanyak 1.004 ekor hewan ternak babi milik warga dilaporkan mati mendadak. Otoritas berwenang menyebut kematian ribuan ekor babi itu akibat virus Hog Cholera.
Baca Juga:
Serangan Hog Cholera terdeteksi di 13 Â kecamatan di Kabupaten Dairi, kematian ternak disebabkan serangan virus Hog Cholera berdasarkan pemeriksaan 12 Â sampel yang diperiksa oleh Balai Veteriner Regional I Medan dengan hasil 3 Â sampel dinyatakan positif Hog Cholera. Sementara 9 sampel lainnya masih dalam proses pemeriksaan lanjutan sebagai suspect ASF (African Swine Fever).
Virus ini telah menyerang beberapa negara di kawasan Asia antara lain China, Thailand, Filipina, Vietnam, Korea Utara dan Timor Leste.
Di Indonesia dapat dijelaskan bahwa virus ini diduga telah menyerang Sumatera Utara, yakni  Medan, Deli Serdang, Humbanghasudutan, Tobasa, Samosir, Tapanuli Utara dan Dairi.
“Khusus di Dairi  serangan virus ternak babi diketahui dari peternak yang melaporkan kematian ternaknya cukup banyak yaitu wilayah Kecamatan Sidikalang . Analisa sementara  diduga penyebaran virus ini bersumber dari ternak yang masuk melalui transaksi jual beli ternak babi dari luar daerah Kabupaten Dairi,â€kata ketua Tim Gabungan Lintas Organisasi OPD Penanggulangan Wabah Penyakit Babi Kabupaten Dairi, Posma Manurung, seperti dilansir Dairipress, Sabtu (19/10/2019).
Meski demikian, sebut Manurung, penyakit yang menyerang ternak babi pada saat ini merupakan penyakit yang tidak zoonosis (tidak dapat menular ke manusia atau sebaliknya). Begitu pun tim gabungan telah melakukan tindakan  preventif dan penanggulangan di tengah masyarakat.
Tindakan dilakukan melalui Dinas Pertanian dengan melaksanakan peningkatan biosecurity/pencegahan dengan desinfeksi kandang ternak dan vaksinasi. Serta melakukan pengambilan sampel darah dan organ untuk pemeriksaan laboratorium oleh Balai Veteriner Regional I Medan.
Kemudian melakukan investigasi penyakit bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dan Balai Veteriner Regional I Medan.
Menghimbau masyarakat melalui surat edaran kepada Camat se-Kabupaten Dairi untuk diteruskan kepada lurah dan kepala desa se-Kabupaten Dairi. Dan Melakukan himbauan melalui media sosial, pers dan radio.
“Kita juga membagikan desinfektan, obat dan vaksin kepada peternak yang melaporkan kejadiannya ke Dinas Pertanian Kabupaten Dairi,â€tukasnya.
Menurung menyebutkan, ciri-ciri ternak yang terserang virus tersebut, diantaranya hewan ternak tidak mau makan, panas/demam tinggi, seluruh tubuh terdapat bintik berwarna merah keunguan terutama pada daerah telinga, leher dan abdomen,
“Kemudian pendarahan dari lubang hidung, anus dan telinga. Jika sudah demikian maka Tingkat kematian mencapai 100 %,â€sebutnya.
Untuk itu disebutkan Manurung , guna meminimalisir perkembangan dan penyebaran wabah penyakit dihimbau kepada seluruh masyarakat agar melaporkan kasus penyakit ternak ke  Dinas Pertanian Kabupaten Dairi.
Melakukan pembersihan dan penyemprotan kandang ternak dengan desinfektan. Membatasi arus kegiatan lalu lintas antara para peternak, ternak, pakan ternak dan peralatan pada daerah yang telah terinfeksi. Melaksanakan sanitasi (menjaga kebersihan tubuh peternak yang melakukan kontak langsung dengan ternak).
“Disamping itu juga masyarakat dilarang membuang bangkai ternak babi ke aliran sungai maupun ke tempat terbuka dan harus menguburkan dengan baik. Tim gabungan akan memberikan pelayanan dan cepat tanggap bagi masyarakat yang melaporkan serangan ternak babi yang terjadi di wilayahnya,â€tutupnya.
[AS]