Warga Tapteng Bantai Penyu Belimbing Berukuran Raksasa
digtara.com | TAPTENG – Seekor Penyu Belimbing (Dermochelys Coricea) berukuran raksasa, dibantai warga di Desa Sosorgodang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Baca Juga:
Penyu yang memiliki panjangan badan 2 meter dan berbobot 213 kilogram itu, disembelih warga. Sekujur tubuhnya juga penuh luka bekas senjata tajam. Setelah dibantai, daging penyu itu kemudian dikonsumsi warga.
“Kita dapat informasi dari warga ada Penyu Belimbing, tapi kita terlambat melakukan penyelamatan, Penyu sudah mati, lehernya dipotong,” ungkap Ketua Kelompok Konservasi Pantai Binasi, Budi Sikumbang, Rabu (1/1/2020).
Budi mengaku berada di lokasi bersama Danpos TNI AL Sorkam mengecek informasi tersebut dan menemukan Penyu tersebut sudah mati.
Dia menuturkan, dari informasi yang diperoleh, Penyu dengan lebar 1,25 meter itu ditangkap mantan Kepala Desa setempat saat hendak bertelur di pantai tak jauh dari Pulau Pane.
“Katanya pas mau bertelur ditangkap, lalu dijual ke warga di sini (Desa Sosorgadong) dengan harga Rp25 ribu per kilogram,” kata Budi.
Terpisah, Sekretaris Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab) Prima Pohan menyesalkan konflik Penyu masih terjadi, bahkan menyebabkan Penyu langka berjenis Belimbing menjadi korban.
“Kita berharap agar ada tindakan tegas atas konflik ini, upaya pencegahan berarti belum maksimal, dan masyarakat belum mendapat pemahaman yang paripurna soal Penyu dan keterancamannya,” kata Prima.
Dikutip dari Wikipedia, Penyu Belimbing merupakan jenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. Penyu belimbing dikenal oleh beberapa masyarakat dengan sebutan penyu raksasa, kantong atau mabo. Nama umumya dalam bahasa inggris adalah Leatherback sea turtle.
Sementara itu, konflik Penyu dan Manusia di Tapanuli Tengah bukan kali ini terjadi. Beberapa waktu lalu, 3 kali kejadian sempat terekspose, dimana 2 ekor Penyu berhasil diselamatkan sementara 1 ekor juga mengalami nasib naas dan dimakan warga.
Kasus ini pun mengundang reaksi sejumlah komunitas lokal mendorong agar upaya pencegahan dilakukan.
[AS]