Kondisi Mulai Pulih, Dua Korban Disambar Petir Dipulangkan ke Rumah
digtara.com | KUPANG – Ferdi Hailitik dan Festus Betty, dua orang warga Maiskolen, Desa Pollo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), warga yang terluka disambar petir mulai pulih.
Baca Juga:
Keduanya kemudian dipulangkan, Jumat (21/2/2020) pasca dirawat di Puskesmas Panite Kecamatan Amanuban Selatan.
“Sudah mulai pulih dan dokter mengijinkan pulang sambil (menjalani) rawat jalan,” ujar Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Jamari, SH MH saat dikonfirmasi, Jumat (21/2/2020) siang.
Sementara itu, jenasah dua korban meninggal disemayamkan dirumah korban masing-masing dan dimakamkan secara terpisah pada Sabtu (22/2/2020).
Badai petir melanda kawasan Kecamatan Amanuban, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (20/2/2020) sore.
Akibatnya, empat orang warga tersambar petir. Dua diantaranya tewas seketika. Sedangkan dua lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (20/2/2020) sekitar pukul 15:56 WITA di area persawahan di Dusun Tuapanan, Desa Bena, Kecamatan Amanuban.
Korban yang tersambar petir yakni Adam Tateni, Kristian Tenis, Ferdi Hailitik dan Festus Betty.
Keempat orang tersebut awalnya sedang membersihkan sawah. Tiba-tiba hujan deras datang disertai kilat dan petir. Para korban kemudian keluar dari sawah menuju rumah pondok di dekat sawah tersebut.
Sesampainya di lokasi kejadian, keempat orang korban tersebut disambar petir. Dua orang korban langsung tewas ditempat. Sementara dua lainnya terluka dan masih sempat bangun kemudian berlari menyelamatkan diri mencari tempat yang aman.
Korban yang mengalami luka kemudian dilarikan ke Puskesmas Panite Kecamatan Amanuban Selatan guna mendapatkan perawatan medis. Sementara dua korban meninggal dunia dievakuasi ke rumah kebun dan warga melaporkan ke camat dan kepala desa setempat.
Korban meninggal Adam Tateni (43) dan Kristian Tenis (46), warga RT 32/RW 14 Maiskolen, Desa Pollo, Kecamatan Amanuban Selatan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal pada Polres Timor Tengah Selatan, Iptu Jamari, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengaku kalau pihak keluarga korban menerima kematian korban dan menolak dilakukan otopsi.
“Kita periksa saksi-saksi dan kita olah tempat kejadian perkara,†tandasnya.