Ini Beda Penanganan Stunting Dua Paslon Pilkada Medan
digtara.com – Dua pasangan calon yang maju di Pilkada Medan, punya cara yang berbeda dalam penanganan gagal tumbuh (Stunting) pada Balita.
Baca Juga:
Hal itu terungkap saat debat kandidat kedua Pilkada Medan yang digelar di hotel Grand Mercure Medan, Sabtu 21 November 2020.
Akhyar Nasution-Salman Alfarisi sebagai pasangan petahana menyebut jika penanganan stunting di masa pemerintahan mereka akan dilakukan dengan fokus memberikan makanan tambahan kepada ibu menyusui. Sehingga diharapkan, nutrisi yang baik dari si ibu, dapat disalurkan pula pada anak lewat pemberian asi.
Namum hal itu justru disoroti pasangan Bobby Nasution-Aulia Rahman. Pasangan muda yang menjadi pasangan penantang ini justru akan selangkah lebih maju jika dipercaya memimpin Kota Medan 5 tahun ke depan.
Bobby menyebut pihaknya akan memulai program penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan dan pelayanan kesehatan pada ibu mengandung.
“Tadi saya capture apa yang disampaikan Udak Akhyar tadi bahwa stunting difokuskan pada ibu menyusui. Tapi menurut kami stunting bisa dimulai dari nutrisi ibu mengandung,” jelasnya.
“Karena stunting ini bisa kita cegah dari ibu mengandung minimal anak sampai lima tahun. Kami juga akan mengaktifkan lagi kader kader posyandu di setiap lingkungan ada dua sampai lima kader posyandu akan diaktifkan dan diberi insentif lebih,” sambungnya.
MEMALUKAN
Aulia juga menambahkan, persoalan stunting sangat memalukan dirinya sendiri. Ia sebagai mantan komisi dua bagian kesehatan mengaku mendapati kasus stunting daerahnya, khususnya Medan Deli. Dimana dari 491 kasus stunting di Medan, 100 orang di antaranya berasal dari Medan Deli.
“Ini di sangat memalukan. Anggaran untuk stunting jelas, tetapi pengguna anggaran tidak baik. Itu akibat profesionalisme dalam sistem tatanan birokrasi pemerintah tidak baik,” ungkapnya.
Selain itu, Aulia sampaikan jika menjabat akan memantau anggaran dan memanfaatkan bantuan ke ibu- ibu menyusui. Dapat dimulai dengan pemberian nutrisi untuk anak sampai umur 5 tahun. Selain itu juga menciptakan kader posyandu dan memberikan insentif lebih.
Tapi bisa dimulai ibu mengandung melalui nutrisinya minimal sampai umur anak 5 tahun. Selain itu juga menciptakan kader posyandu yang ke depan akan kita aktifkan dan beri insentif lebih.
“Anggarannya padahal jelas namun karena birokrasi di pemerintah tidak baik sehingga mengakibatkan ibu menyusui tidak diberikan bantuan,” tutupnya.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=o1X66r3ek3s
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.