Fakta Suara PSI Melonjak Tajam di Real Count KPU Jadi Sorotan Publik
digtara.com - Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024 kini tengah menjadi sorotan publik karena jumlahnya disebut melonjak tajam.
Baca Juga:
Ditelisik dari data pemilu2024.kpu.go.id per Sabtu 2 Mert pukul 21.00 WIB, PSI memperoleh 2.402.798 suara atau 3,13 persen.
Hal ini membuat publik pun beragumen dengan mengungkapkan keheranananya. Salah satu pendapat berasal dari founder lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Dia pun heran kenapa partai lainnya pada tidak bereaksi dengan situasi dan temuan ini.
Berikut ini kumpulan lima artikel lonjakan suara PSI signifikan yang membuat publik terheran-heran:
1. Suara PSI Makin Moncer di Mata Publik: Mumpung Masih Ada Bapak
Publik saat ini tengah menyoroti suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terus meningkat pada perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI).
Salah satunya dari pegiat media sosial Denny Siregar. Pada cuitannya di akun Twitter akun @dennysiregar7 terheran-heran dengan suara PSI yang semakin moncer.
2. Suara PSI Dan Gelora Meledak, Burhanuddin Muhtadi Heran Partai Lain Pada Adem
Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024 kini tengah menjadi sorotan publik karena jumlahnya disebut meledak (melonjak) tajam. Ditelisik dari data pemilu2024.kpu.go.id per Sabtu (2/3/2024), PSI memperoleh 2.399.469 suara atau 3,13 persen.
Hal ini membuat publik pun beragumen dengan mengungkapkan keheranananya. Salah satu pendapat berasal dari founder lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
3. Misteri Ledakan Suara PSI Dibongkar Pendiri Lembaga Survei Burhanuddin Muhtadi
Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Gelora di Pemilu 2024 kini tengah menjadi sorotan. Sebabnya, suara yang diperolehnya mendadak melonjak tajam atau mengalami ledakan.
Kalau dilihat dari data pemilu2024.kpu.go.id per Sabtu (2/3/2024), PSI memperoleh 2.399.469 suara atau 3,13 persen. Hal ini membuat founder lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.