Terpilih Jadi Anggota DPRD Termuda, Abrar Fokus Bereskan Jalan Rusak dan Bangun Sekolah
digtara.com | MEDAN – Ishaq Abrar Tarigan, anggota DPRD Kota Medan terpilih hasil pemilu 2019, akan mulai bertugas medio September 2019 mendatang. Sebagai anggota DPRD Medan termuda, Abrar pun menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan perbaikan jalan rusak dan pembangunan sekolah selama dirinya duduk di parlemen.
Baca Juga:
Abrar mengatakan, dari berbagai hal yang ingin dilakukan dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD Medan periode 2019-2024, sektor infrastruktur dan pendidikan akan menjadi prioritas.
“Yang paling ingin saya lakukan terlebih dahulu adalah mendorong perbaikan jalan rusak,” ujarnya kepada digtara.com, Jumat (23/8/2019) pagi.
Terutama jalan-jalan rusak baik yang berada di kawasan tempat tinggalnya di seputaran Jalan Pancing, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, maupun di tiga kecamatan lain di daerah pemilihannya, yakni Kecamatan Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan.
Berbagai ruas jalan yang ada di empat kecamatan itu dalam kondisi rusak lebih dari lima tahun terakhir. Kalau pun ada yang diperbaiki, hanya bersifat “tambal sulamâ€
Dia menilai itu merupakan kondisi yang ironis mengingat keempat kecamatan tersebut merupakan penyumbang pendapatan daerah terbesar.
“Secara geografis, di empat kecamatan ini beroperasi beberapa obyek vital yang menyerap banyak tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi daerah dengan signifikan. Seperti pembangkit listrik, Pelabuhan Belawan, kawasan industri, depo BBM dan sebagainya. Tapi infrastruktur masih buruk,â€sebutnya.
Agenda prioritas kedua Abrar adalah pembangunan sekolah khususnya tingkat SMA dan SMK di empat kecamatan itu, khususnya Medan Deli.
Dia tahu bahwa pembangunan dan pengelolaan sekolah tingkat menengah negeri sudah berada di bawah kewenangan provinsi. Namun, dia dapat mendorong pembangunannya dengan menjalin komunikasi ke para anggota Fraksi Demokrat di DPRD Sumut.
“Sistem PPDB dengan sistem zonasi sekarang ini memberatkan warga Medan Deli karena menjadi satu-satunya kecamatan di Medan yang tidak punya SMA dan SMK negeri,” tegasnya.
Karena kondisi itu banyak warga Medan Deli terpaksa menyekolahkan anaknya ke SMA negeri di Percut Sei Tuan yang masuk wilayah Kabupaten Deliserdang, karena berjarak relatif lebih dekat.
Lebih jauh Abrar menuturkan, dirinya termotivasi masuk dalam parlemen karena memiliki latar belakang politik baik secara pribadi maupun keluarga.
Secara pribadi, caleg bernomor urut 1 dari Partai Demokrat itu mendapatkan gelar kesarjanaan ilmu politik dari FISIP USU tahun 2014. Dan dari sisi keluarga, sang Bunda, Ainal Mardiah, merupakan politisi Golkar yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Medan periode 2009-2014.
Selain itu, anggota legislatif terpilih yang mengantongi 3.584 suara itu melihat banyak masalah warga Medan yang tidak terselesaikan sepeninggalan ibunya dari parlemen.
Tidak hanya masalah infrastruktur, tetapi sektor-sektor lain juga dalam kondisi memprihatinkan. Seperti di bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan sebagainya.
Ketua Ikatan Remaja Masjid Bersatu (IRMB) Kecamatan Medan Deli itu juga mengaku keinginannya ikut serta dalam kontestasi Pileg 2019 berasal dari dirinya sendiri. mostbet-aze – the home of live sports betting
Bukan atas desakan, suruhan atau keinginan dari keluarganya, terutama sang ibu. Juga bukan hanya sekedar penerus ibunya di parlemen, seperti rantai dinasti.
Awalnya, Ainal malah sempat ingin mendorong orang lain maju dengan dukungan dari konstituennya. Namun itu urung dilakukan karena figur yang akan didorong tersebut tidak mendapat respon positif masyarakat.
Hingga kemudian putranya, Abrar, menyatakan keinginan bertarung di pileg meski lewat partai yang berbeda dari ibundanya. Abrar memilih Partai Demokrat karena mengagumi kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena masih tergolong belia, berusia 22 tahun, anak kedua dari empat bersaudara yang dimiliki pasangan H Ibrahim Tarigan dan Ainal Mardiah itu mengaku awalnya sempat ragu menjadi calon.
Namun setelah melihat antusiasme dukungan warga sekitar, barulah ia yakin dan memastikan dirinya bertarung di Pileg 2019.
Dapat duduk di parlemen bersama para politisi berpengalaman dan berusia jauh lebih tua diakuinya menjadi sebuah kebanggaan. Namun ia tidak khawatir akan kalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas legislatif dari mereka.
[AS]