Ini Doa Berbuka Puasa yang Benar Dan Waktu Tepat Membacanya!
digtara.com – Salah satu yang membahagiakan bagi orang puasa adalah ketika berbuka. Moment ini ditunggu setelah sehari penuh menahan lapar dan dahaga serta mengekang syahwat. Dan terasa lebih nikmat dan barakah jika dilaksanakan secara bersama-sama.
Baca Juga:
Sebelum berbuka tentu kita membaca doa terlebih dahulu. Namun sering kita mendengar beberapa orang dan masjid membaca doa yang berbeda-beda.
Sebagian ada yang membacanya sebelum berbuka dan sebagian membacanya setelah membatalkan/berbuka puasa dengan diawali bacaan basmalah.
Lalu bagaimanakah doa yang terdapat dalam riwayat? Berikut bahasan singkatnya.
Terdapat beberapa varian doa yang sering dibaca oleh umat muslim sebelum berbuka puasa. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
اللَهÙمَّ لك صÙمْت٠وعلى رÙزْقÙÙƒÙŽ Ø£ÙْطَرْتÙ
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 2358) dan dalam kitab al-Marasil (hadits no. 99), Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (II/344, hadits no. 9744), ath-Thabrani dalam Âal-Mu’jam ash-Shaghir (II/133, hadits no. 912) dan al-Mu’jam al-Ausath (VII/298, hadits no. 7549), al-Baihaqi dalam as-Sunan ash-Shaghir (II/112, hadits no. 1391) dan as-Sunan al-Kubra (IV/403, hadits no. 8134), al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah (VI/265, hadits no. 1741).
Riwayat ini memiliki beberapa sanad atau jalur pewartaan. Namun jalur yang beragam tersebut tidak dapat mengangkat derajat hadits ini sebab semua jalurnya bermasalah, beberapa karena rawi yang dilihat tidak tsiqah dan ada pula karena sebab keterputusan jalur pewartaan seperti riwayat dan Sunan Abi Dawud (hanya sampai kepada Tabi’in).
Oleh karenanya, kaidah saling menguatkan antar jalur dan atau riwayat tidak dapat diberlakukan [selengkapnya lihat tahqiq dari Syaikh Syu’aib al-Arnauth atas Sunan Abi Dawud, IV/40-41, terbitan Dar ar-Risalah al-‘Alamiyyah 1430 H/2009 M. Lihat pula Irwa’ al-Ghalil karya Syaikh al-Albani (IV/38-39), Silsilah al-Ahadits adl-Dla’ifah wa al-Maudlu’ah (XIV/1096), dan Dla’if Abu Dawud (II/264)].
Adapun riwayat maqbul tentang doa buka puasa adalah:
ذَهَبَ الظَّمَأ٠وَابْتَلَّت٠الْعÙرÙوق٠وَثَبَتَ الْأَجْر٠إÙنْ شَاءَ اللَّهÙ
“Telah hilang dahaga, telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala jika Allah menghendaki [H.R. Abu Dawud (2357), an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra (3315, 10058), ad-Daruquthni (2279), al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (8133), al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah (1740).”
Lalu kapan doa Berbuka Puasa ini dibaca?
Jika dilihat pada matan hadits ini, Ibnu Umar adalah perawi pertama. Sebelum masuk pada doa (baca: matan) yang dibaca oleh Rasulallah saw, beliau mengatakan “إÙذَا Ø£ÙŽÙْطَرَ†yang bermakna “apabila beliau hendak berbuka”.
Sebab fi’il yang didahului lafal idza adalah selalu berbentuk lampau namun bermakna mustaqbal (kejadian yang akan datang). Adapun sebelum membatalkan puasa dengan seteguk air, maka kita membaca basmalah terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana hadits:
Ø¥Ùذَا Ø£ÙŽÙƒÙŽÙ„ÙŽ Ø£ÙŽØَدÙÙƒÙمْ ÙَلْيَذْكÙر٠اسْمَ اللَّه٠تَعَالَى ÙÙŽØ¥Ùنْ نَسÙÙ‰ÙŽ أَنْ يَذْكÙرَ اسْمَ اللَّه٠تَعَالَى ÙÙÙ‰ أَوَّلÙÙ‡Ù ÙَلْيَقÙلْ بÙسْم٠اللَّه٠أَوَّلَه٠وَآخÙرَهÙ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858).
Dengan demikian, proses berbuka puasa kita adalah pertama, membaca basmalah; kedua, meminum seteguk air sebagai tanda pembatal puasa; ketiga, membaca doa “dzahaba azh-zhama’u …..”
Adapun sebelum berbuka, kita boleh membaca doa apa saja untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sebab menjelang berbuka merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.