Persaudaraan Haji Harus Berbuat untuk Kemaslahatan Umat
digtara.com - Masyarakat yang sudah menunaikan ibadah haji, umumnya adalah golongan menengah atas, atau mereka yang secara hukumnya masuk kategori wajib haji. Para haji ini Sebagian besar adalah mampu secara ekonomi, dan terdidik.
Baca Juga:
Oleh karena itu, mereka yang sudah ber-haji ini, terutama yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) untuk ikut berbuat banyak untuk kemaslahatan umat dan Bangsa.
"Ini sesuai dengan Misi dari IPHI, yang antara lain untuk mengembangkan dakwah bilhal demi kemaslahatan umat dan Bangsa ini," demikian disampaikan Prof Edy Suandi Hamid, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta dalam ceramah Hikmah Syawalan di hadapan Pengurus Daerah IPHI dan Majelis Taklim Perempuan DIY di Sekolah Al Azhar Yogyakarta.
Hadir dalam acara yang diikuti lebih 100an jamaah tersebut Ketua IPHI DIY Drs Hafidh Ashrom, Kakanwil Kemenag DIY Dr Musmin, dan Biro Mental DIY Drs Wiryawan Sudianto.
Di samping Syawalan, pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan SK Pergantian Antar Waktu pengurus IPHI DIY.
Menurut Prof Edy, Indonesia masih banyak persoalan yang dihadapi, seperti persoalan kemiskinan, korupsi, juga tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar berpendidikan rendah. Secara global juga Pendidikan umat Islam masih rendah, termasuk dilihat dari rata-rata lamanya sekolah.
"Padahal Islam sangat mendorong umatnya untuk belajar dan belajar. Kita bisa menggali ilmu pengetahuan dari Al-Qur'an, Hadist, dan juga melalui ijtihad yang tetap bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist tersebut. Ini yang dilakukan umat Islam pada masa keemasannya pada sekitar abad kedelapan hingga tiga belas," ujar Prof Edy sembari memberi contoh ilmuwan besar Islam seperti Ibnu Sina, Al-Kindi, Imam Ghazali, Al-Hawwarij, yang melahirkan berbagai teori terkait filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, dan lainnya.
Terkait Syawalan sendiri Prof Edy menytakan, suatu tradisi baik untuk melakukan introspeksi setelah sebulan lamanya di bulan Ramadhan kita dididik dalam berperilaku, dan beribadah dengan baik.
"Saat di akhir bulan Syawal kitab bisa mengukur, apakah hasil Pendidikan selama Ramdahan masih berlanjut? Jika terjadi peningkatan, sesuai makna dari Syawal, maka itu berarti majelis Ramadhan, darul Ilmi selama puasa itu, telah berhasil, dan membuat kita menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya," ujar mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ini.