Google memutuskan untuk tidak menjual teknologi Artificial intelligence dan facial recognition
Digtara.com|Jakarta – Google telah meciptakan berbagai teknologi tinggi yang bermanfaat bagi umat manusia. Satu di antaranya adalah teknologi pengenalan wajah atau face recognition. Walaupun demikian, Google tampaknya cukup berhati-hati untuk menjual teknologi pengenalan wajah ciptaannya.
Baca Juga:
Google beralasan, beberapa teknologi ciptaannya berpotensi tinggi untuk disalahgunakan. Oleh sebab itu, raksasa pencarian ini mengumumkan tidak akan menjual teknologi pengenalan wajah kepada khalayak umum.
Lewat situs resminya, Google membahas cara menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan facial recognition dalam industri medis. Google menyebut, teknologi tersebut berpotensi disalahgunakan.
“Artificial intelligence dan facial recognition bisa digunakan untuk hal-hal yang merusak. Karenanya, kami memutuskan tidak akan menjual teknologi itu,” ujar Google, seperti dikutip dari Ubergizmo, Senin (17/12/2018).
Google sebelumnya dikritik setelah mengambil kontrak dengan pihak militer. Dalam kontrak itu, mereka menggunakan teknologi artificial intelligence untuk drone. Teknologi tersebut akan digunakan untuk keperluan identifikasi objek.
Sebelumnya, Microsoft meminta kepada pemerintah Amerika Serikat untuk mengkaji ulang pemberlakuan aturan teknologi pengenalan wajah. Sebab, menurut Microsoft, teknologi tersebut banyak digunakan di Industri.
Teknologi pengenal wajah memang cukup efektif dipakai untuk membantu meningkatkan keamanan perusahaan. Akan tetapi, ada hal yang berpotensi melanggar. Pelanggaran yang dimaksud adalah penyalahgunaan oleh oknum.